Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Kamis, 02 Mei 2019
Berhadapan dengan Pesawat China, Jet Taiwan Keliru Tembakkan Senjata
TAIPEI
- Seorang pilot pesawat jet tempur Taiwan keliru menembakkan senjata
bela diri ketika behadapan dengan sebuah pesawat tempur Tentara
Pembebasan Rakyat (PLA) China. Senjata yang ditembakkan pilot tersebut
adalah proyektil umpan inframerah.
Belum diketahui kapan dan dimana insiden itu terjadi, namun sumber yang mengetahui masalah tersebut mengungkapnya kepada China Times awal pekan ini. Insiden itu tidak memicu konflik langsung.
"Penembakan
proyektil umpan inframerah adalah tindakan defensif, sehingga tidak
menyebabkan pertukaran tembakan," kata sumber yang tidak disebutkan
namanya tersebut, seperti dikutip South China Morning Post, Rabu (1/5/2019).
Proyektil umpan biasanya digunakan untuk menghindari terkena rudal musuh yang datang.
Dalam
insiden terpisah, pilot Taiwan lainnya secara tidak sengaja menembakkan
proyektil umpan inframerah ketika memantau pesawat pengintai P-3C
Amerika Serikat di dekat pulau itu.
Angkatan Udara Taiwan tidak menanggapi pertanyaan tentang kedua insiden itu.
Rincian
dari pertemuan udara antar-pesawat militer yang langka itu
menggarisbawahi ketegangan yang meningkat di Selat Taiwan. Taiwan
merupakan titik api yang berpotensi berbahaya bagi Beijing, yang
menganggap pulau sebagai provinsinya yang membangkang.
Beijing
telah meningkatkan kegiatan militer di dekat Taiwan sejak Tsai Ing-wen,
dari Partai Progresif Demokratik yang pro-kemerdekaan, menjadi presiden
pada tahun 2016. Presiden perempuan ini menolak untuk menerima prinsip
satu-China.
Pada akhir Maret, dua jet tempur PLA China melintasi
garis perbatasan yang memisahkan Taiwan dari China. Saat itu, Tsai
merespons dengan memerintahkan "pengusiran paksa" pesawat tempur PLA
jika nekat melewati "garis batas" lagi.
Collin Koh, seorang pakar
militer dari S. Rajaratnam School of International Studies di
Singapore’s Nanyang Technological University, mengatakan meningkatnya
tekanan militer dari Beijing dapat menyebabkan lebih banyak senjata
ditembakkan secara keliru.
"Meskipun tujuan sebenarnya (dari
pilot Taiwan menembakkan proyektil umpan infra merah) sulit untuk
dikonfirmasi, satu hal yang jelas—dalam keadaan tegang ada risiko
penggunaan kekuatan yang tidak disengaja atau tidak disengaja," kata
Koh.
"Jika PLA melanjutkan apa yang disebut patroli pulau di
sekitar Taiwan, kita dapat mengharapkan militer Taiwan untuk menjaga
respons mereka—dan dari waktu ke waktu ketegangan yang menumpuk dapat
meningkat menjadi kecelakaan."
Laporan South China Morning Post juga
mengatakan bahwa Taiwan telah menyebarkan sebagian kecil jet tempur
untuk memperingatkan dan memonitor pesawat-pesawat tempur PLA selama
setahun terakhir.
Menurut sumber surat kabar tersebut, kegiatan
militer di dekat pulau itu sedang dipantau pada jarak 30 km oleh militer
Taiwan karena berusaha menghindari konflik yang tidak disengaja.
Pakar
militer yang bermarkas di Beijing, Zhou Chenming, mengatakan Taiwan
berusaha mengerahkan lebih sedikit jet tempurnya untuk mengusir
pesawat-pesawat China yang mengisyaratkan bahwa Taipei merasakan tekanan
dari seberang Selat Taiwan.
Tetapi, mantan wakil menteri
pertahanan Taiwan Lin Chong-pin mengatakan tindakan itu lebih cenderung
menjadi tanda bahwa pemerintah Tsai mengambil pendekatan yang bijaksana
dan terkendali.