Iran mengancam akan melanjutkan pengayaan uranium tingkat tinggi.
CB,
MOSKOW -- Kremlin mengatakan Iran telah diprovokasi untuk mengekang
ketentuan dalam kesepakatan nuklir 2015, Rabu (8/5). Iran pada Rabu pagi
menyatakan menarik diri dari sebagian kesepakatan nuklir 2015 yang
ditandatangani dengan enam negara.
Iran mengancam
akan melakukan lebih banyak jika negara besar tidak melindunginya dari
sanksi-sanksi, setahun setelah AS keluar dari kesepakatan tersebut.
"Presiden (Vladimir) Putin telah berulang kali berbicara mengenai
konsekuensi dari tindakan tanpa dipikirkan berkaitan dengan Iran dan
dengan itu saya maksudkan keputusan yang diambil oleh AS (untuk
meninggalkan kesepakatan itu). Sekarang kami memandang konsekuensi itu
mulai terjadi," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan
dalam satu taklimat.
Peskov berbicara saat pembicaraan di Moskow antara Menteri
Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Menteri Luar Negeri Rusia
Sergei Lavrov berlangsung. Ketika ditanya apakah Rusia mungkin siap
bergabung dengan negara lain dalam menjatuhkan sanksi baru atas Iran
sehubungan dengan sebagian pengunduran diri dari kesepakatan itu, Peskov
mengatakan, "Untuk sekarang, kami perlu secara bijaksana menganalisis
situasi dan bertukar pendapat mengenai ini. Situasinya serius."
Presiden
Iran Hassan Rouhani mengancam untuk melanjutkan pengembangan uranium
tingkat tinggi jika kepentingan negaranya dalam kesepakatan nuklir
dengan beberapa negara kekuatan dunia tidak dilindungi. Atas ancamannya
itu, dia memberi waktu hingga 60 hari ke depan.