Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Selasa, 14 Mei 2019
Masjid-masjid Diserang, Kota di Sri Lanka Berlakukan Jam Malam
CHILAW
- Polisi memberlakukan jam malam di kota Chilaw, Sri Lanka setelah
perselisihan antara komunitas Kristen dan Muslim pecah dan berakhir
dengan penyerangan sejumlah masjid. Kekerasan itu bermula dari sebuah posting di Facebook.
Massa
Kristen melemparkan batu ke masjid-masjid dan toko-toko milik Muslim
pada hari Minggu (12/5/2019). Serangan itu dipicu sebuah posting di Facebook yang dianggap sebagai ancaman bagi komunitas Kristen.
Warga
di kota yang sebagian besar beragama Kristen, 80km utara ibu kota
Kolombo, memukuli orang yang mereka percaya bertanggung jawab atas posting Facebook. Polisi mengatakan orang tersebut telah ditangkap.
"Jam
malam polisi telah diberlakukan di daerah Kepolisian Chilaw dengan efek
langsung sampai pukul 06.00 besok (Senin, 13 Mei) untuk mengendalikan
situasi yang tegang," kata juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera
kepada kantor berita Reuters.
Namun, polisi kemudian merevisi dengan mengatakan jam malam akan dicabut pada pukul 04.00 pagi waktu setempat pada hari Senin.
Pasukan Sri Lanka telah menembakkan tembakan ke udara untuk menghentikan kekerasan.
"Mereka
melempari batu di tiga masjid dan beberapa toko milik Muslim. Sekarang
situasinya telah tenang, tetapi kami takut pada malam itu," kata seorang
pria Muslim setempat yang meminta namanya tidak disebutkan karena
alasan keamanan, kepada Reuters.
Menurutnya, satu masjid mengalami kerusakan parah.
Ketegangan
memuncak setelah para pengebom bunuh diri militan Muslim meledakkan
diri di tiga gereja dan empat hotel pada 21 April atau pada Minggu
Paskah. Sebanyak 257 orang tewas.
Kepala Polisi Sri Lanka
Chandana Wickramaratn mengatakan pada pekan lalu bahwa semua yang
terlibat dalam serangkaian serangan bom pada Minggu Paskah telah tewas
atau ditahan. Namun, beberapa warga Sri Lanka khawatir masih ada
penyerang.
Seminggu yang lalu di Negombo—tempat lebih dari 100
orang terbunuh saat ibadah Paskah—juga terjadi bentrokan antara
komunitas Muslim dan Kristen. Pemicunya awalnya adalah perselisihan lalu
lintas.
Sri
Lanka telah berada dalam keadaan darurat sejak serangkaian serangan bom
bunuh diri. Pasukan keamanan dan polisi telah diberikan kekuasaan untuk
menangkap dan menahan tersangka untuk waktu yang lama.
Salah
satu yang terakhir ditangkap adalah Mohamed Aliyar, cendekiawan Muslim
asal Arab Saudi. Polisi mengklaim dia memiliki hubungan dengan Zahran
Hashim, yang diduga sebagai pemimpin kelompok pengeboman.
"Informasi
telah terungkap bahwa tersangka yang ditangkap memiliki hubungan dekat
dengan Zahran dan telah mengoperasikan transaksi keuangan," bunyi
pernyataan polisi.
Pernyataan itu mengatakan Aliyar terlibat dengan melatih kelompok pengebom bunuh diri di kota selatan Hambantota.