Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Rabu, 08 Mei 2019
Mengenal Iron Dome, Tameng Israel saat Dihujani 700 Roket Gaza
TEL AVIV
- Sistem pertahanan rudal Iron Dome menjadi tameng andalan Israel
ketika sekitar 700 roket ditembakkan kelompok militan Jalur Gaza. Selama
dua hari saling serang, 24 warga Palestina di Gaza dan empat warga
Israel tewas.
Pertumpahan darah pada Sabtu dan Minggu itu
menandai kematian pertama di pihak Israel dari tembakan roket sejak
perang 2014. Pada hari Senin (6/5/2019), gencatan senjata diupayakan
melalui mediator Mesir.
Pecahnya kekerasan tersebut sejatinya
dimulai pada hari Jumat ketika seorang sniper Gaza melukai dua tentara
Israel dan IDF membalas dengan membunuh tiga warga Gaza, satu ditembak
mati tentara dan dua lainnya tewas oleh serangan udara.
Iron
Dome adalah sistem pertahanan udara mobile untuk segala cuaca yang
dikembangkan oleh Israel untuk mencegat dan menghancurkan roket jarak
pendek dan peluru artileri yang ditembakkan dari jarak pendek.
Sistem
anti-rudal itu memiliki kemampuan untuk mendeteksi roket musuh sejauh 4
hingga 70 km dan melakukan intersepsi untuk menghancurkan roket
tersebut di udara. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum merinci berapa
dari 700 roket militan Gaza yang berhasil dicegat dan berapa yang
menghantam daratan Israel.
Iron Dome menyelesaikan serangkaian
pengujian terakhir pada Juli 2010 dan diluncurkan serta dinyatakan
beroperasi pada 2011. Menurut situs web Missile Threat—produk
dari Missile Defense Project di Center for Strategic and International
Studies (CSIS)—biaya lengkap sistem anti-rudal itu mencapai sekitar
USD100 juta per baterai.
Pendanaan awal dan pengembangan sistem
Iron Dome disediakan dan dilakukan oleh Israel. Menurut situs web
tersebut, Amerika Serikat menyediakan dana untuk sistem itu mulai tahun
2011.
Menurut pabrikannya, Iron Dome mampu beroperasi siang dan
malam termasuk dalam kondisi cuaca buruk. Senjata pertahanan ini dapat
merespons berbagai ancaman secara bersamaan. Sistem itu memiliki tiga
komponen utama, yakni pendeteksi dan radar pelacak, sistem kontrol
senjata dan unit penembakan rudal.
Ada 10 baterai Iron Dome yang
melindungi Israel. Menurut kontraktor pertahanan Raytheon, masing-masing
baterai sistem itu mencakup tiga hingga empat peluncur stasioner dengan
20 rudal Tamir dan sebuah radar battlefield.
Raytheon
yang berbasis di Amerika Serikat adalah salah satu kolaborator dalam
proyek pembuatan senjata pertahanan militer Zionis tersebut. Rudal Tamir
sendiri dilengkapi sensor elektro-optik dan sirip kemudi dengan hulu
ledak yang meledak ketika kontak dengan rudal atau objek yang jadi
target.
Menurut
Raytheon, masing-masing baterai Iron Dome dapat diandalkan untuk area
hingga hampir 60 mil persegi. Namun, sistem ditempatkan secara strategis
di sekitar kota untuk mencegat ancaman yang mengarah ke daerah
berpenduduk. Penempatan seperti itu diyakini sebagai pendekatan hemat
biaya untuk meminimalkan peluncuran rudal pencegat yang tidak perlu
mengingat biaya setiap rudal lumayan mahal.
Selama konflik dengan
Hamas pada November 2012, para pejabat Israel mengklaim bahwa Iron Dome
mencegat 85 persen dari 400 roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza yang
diproyeksikan mengenai wilayah penduduk sipil.
Militer Israel
pada hari Minggu mengatakan pihaknya menyerang 250 sasaran di Gaza,
termasuk tempat penyimpanan senjata, terowongan serangan, lokasi
peluncuran roket dan fasilitas produksinya. Militer Israel juga
mengerahkan tank-tank dan pasukan infantri ke perbatasan Gaza, dan
membuat brigade lain siaga.