Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Kamis, 09 Mei 2019
Taliban Serang Kantor LSM Asal AS, Lima Tewas
KABUL
- Gerilyawan Taliban menyerang kantor-kantor organisasi bantuan Amerika
Serikat (AS) di Ibu Kota Afghanistan. Mereka memerangi pasukan keamanan
dan memicu ledakan besar dalam serangan selama enam jam dan menewaskan
sedikitnya lima orang.
Belasan kendaraan dan toko hancur atau
rusak bersama beberapa bangunan. Asap besar mengepul dari daerah itu dan
suara tembakan sporadis bisa terdengar.
Pernyataan Kementerian
Dalam Negeri Afghanistan mengatakan empat warga sipil dan seorang polisi
tewas dan 24 lainnya terluka dalam serangan itu. Belum diketahui apakah
ada warga asing yang terbunuh atau terluka dalam sernagan tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan serangan itu berakhir setelah lima pemberontak tewas oleh pasukan Afghanistan.
"Sekitar 200 orang diselamatkan dari kedua bangunan di dalam kompleks," kata pernyataan itu seperti dilansir dari Time, Kamis (9/5/2019).
Juru
bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Nasrat Rahimi mengatakan
serangan itu menargetkan organisasi bantuan yang berbasis di AS,
Counterpart International, yang memiliki kantor di dekat kantor jaksa
agung Afghanistan.
Kantor grup itu berada di kompleks dengan dua bangunan berlantai lima.
"Kami
sangat sedih dengan serangan ini dan bekerja secepat mungkin untuk
menjelaskan staf kami," kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan di
situs webnya.
“Keselamatan dan keamanan mereka adalah perhatian utama kami," sambung pernyataan itu.
Duta
Besar AS untuk Afghanistan, Johan Bass, mengutuk keras serangan
terhadap LSM tersebut. Dia mengatakan organisasi yang menjadi target
serangan bergerak membantu masyarakat setempat, melatih wartawan dan
mendukung rakyat Afghanistan.
Misi Bantuan PBB di Afghanistan
dalam sebuah pernyataan juga mengecam gerilyawan Taliban karena sengaja
menargetkan organisasi bantuan sipil.
"Serangan hari ini sangat menyedihkan, menghantam organisasi sipil yang membantu warga Afghanistan," bunyi pernyataan itu.
Juru
bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kelompok itu menyerang
organisasi tersebut karena terlibat dalam kegiatan Barat yang berbahaya
di Afghanistan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Gerilyawan
Taliban melakukan serangan hampir setiap hari terhadap pasukan
Afghanistan, bahkan ketika upaya perdamaian telah dipercepat untuk
mengakhiri perang selama 17 tahun di negara itu.
Presiden
Afghanistan Ashraf Ghani menyerukan perdamaian dengan Taliban pekan lalu
dan berjanji untuk membebaskan 175 tahanan Taliban menjelang bulan suci
Ramadhan, yang dimulai Senin ini.
Taliban mengatakan mereka akan
melanjutkan serangan mereka selama Ramadhan, tetapi akan sangat
berhati-hati terhadap warga sipil selama operasi apa pun.
Gerilyawan
telah menolak proposal gencatan senjata di masa lalu, dengan mengatakan
pasukan AS dan NATO harus keluar dari negara itu terlebih dahulu.
Taliban juga menolak untuk bernegosiasi langsung dengan pemerintah di
Kabul, memandangnya sebagai boneka AS.