Itu bukan pertama kalinya Israel menutup akses menuju Masjid Al-Aqsha.
CB,
YERUSALEM -- Pasukan Israel menggeruduk Masjid Al-Aqsha pada Ahad
(12/5) dini hari waktu setempat. Mereka kemudian mengusir jamaah Muslim
yang sedang berada di dalam dan di sekitar area masjid.
Dilaporkan laman
Ma’an News Agency, seorang saksi mata
mengungkapkan, pasukan dan polisi Israel bersenjata lengkap menyerbu
Al-Aqsha sekitar setengah jam setelah berakhirnya salat tarawih. Sekitar
50 jamaah yang masih berada di kompleks masjid dipaksa keluar.
Menurut
saksi tersebut, pasukan Israel juga sempat melontarkan ancaman bahwa
para jamaah akan dilarang memasuki kompleks Al-Aqsha dalam rentang waktu
yang lama. Pelarangan itu akan dilakukan jika mereka menolak hengkang
dari masjid.
Ketegangan di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsha
memang kerap terjadi. Pada Februari lalu, misalnya, situasi di sana
memanas setelah pasukan Israel memutuskan menutup semua gerbang menuju
situs suci ketiga umat Islam tersebut.
Tak hanya menutup
akses, pasukan Israel pun sempat menyerang sejumlah Muslim yang sedang
menunaikan salat di masjid. Kejadian itu dikecam oleh Palestina. Namun
otoritas Israel tak memberi keterangan resmi tentang alasan di balik
tindakannya.
Itu bukan pertama kalinya Israel menutup akses
menuju Masjid Al-Aqsha. Tahun lalu Israel tercatat beberapa kali
melakukan hal yang sama dengan dalih keamanan. Pada Juli 2017, Israel
bahkan sempat memasang detektor logam di gerbang menuju kompleks
Al-Aqsha.
Hal itu dilakukan setelah terjadi aksi penikaman
oleh tiga warga Palestina terhadap dua personel polisi Israel hingga
tewas. Ketiga warga Palestina itu pun akhirnya meninggal setelah
ditembak pasukan Israel.
Pemasangan detektor logam di
Masjid Al-Aqsha diprotes keras oleh warga Palestina. Mereka menilai
tindakan Israel itu jelas telah mengintervensi kegiatan peribadahan umat
Muslim. Mereka pun menolak untuk memasuki Masjid Al-Aqsha. Sebagai
bentuk perlawanan terhadap Israel, umat Muslim di sana melaksanakan
shalat di luar kompleks Al-Aqsha.