Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Rabu, 08 Mei 2019
Brigade Izzudin al-Qassam Klaim Mengalahkan Iron Dome Israel
GAZA
- Sayap militer Hamas, Brigade Izzudin al-Qassam, mengklaim berhasil
mengembangkan taktik peluncuran roket baru yang mengalahkan sistem
pertahanan rudal Iron Dome Israel. Buktinya, menurut kelompok tersebut,
banyak roket yang lolos dari intersepsi dan menewaskan beberapa warga
negara musuh Palestina tersebut.
Selama konflik dua hari pada
Sabtu dan Minggu lalu, kelompok militan di Gaza menembakkan antara
sekitar 600 hingga 700 roket ke wilayah Israel selatan. Pasukan
Pertahanan Israel (IDF) tak merinci berapa senjata militan Gaza yang
berhasil diintersepsi Iron Dome dan yang menghantam daratan negara
tersebut.
Dalam konflik sengkat itu, empat warga Israel tewas
oleh serangan roket. Sedangkan di pihak Palestina, sebanyak 24 orang
tewas di Jalur Gaza akibat serangan udara IDF. Dari 24 orang itu, ibu
hamil dan beberapa bayi termasuk di dalamnya.
Klaim
keberhasilan Brigade Izzudin al-Qassam itu disampaikan juru bicaranya,
Abu Obeida, yang dipublikasikan di media sosial. "Brigade al-Qassam
berterima kasih kepada Tuhan, berhasil mengatasi apa yang disebut Iron
Dome dengan mengadopsi taktik menembakkan puluhan rudal dalam satu
letusan," katanya.
"Intensitas tembakan yang tinggi dan kemampuan
merusak yang besar dari rudal diperkenalkan oleh (Brigade)
al-Qassam...berhasil menyebabkan kerugian besar dan kehancuran musuh,"
ujarnya, seperti dikutip Times of Israel, Selasa (7/5/2019).
Kelompok
militan di Gaza memang berusaha membuat Iron Dome tak berdaya dengan
berulang kali menembakkan roket secara besar-besaran di lokasi tertentu,
di mana beberapa di antaranya benar-benar berhasil menembus sistem
tameng rudal Zionis.
Media Israel meragukan klaim Brigade
al-Qassam. Dalam satu kasus, selama satu jam pada hari Minggu malam,
setidaknya 117 roket ditembakkan ke kota Ashdod, tetapi hanya satu dari
proyektil yang ditujukan pada Ashdod yang berhasil melewati sistem
pertahanan udara tersebut.
Roket-roket asal Gaza menewaskan
Pinchas Menachem Prezuazman, 21, warga negara ganda Amerika-Israel,
ketika ia berlari mencari perlindungan saat sirene peringatan berbunyi.
Tiga
warga Israel lainnya yang tewas dalam serangan dari Jalur Gaza pada
hari Minggu adalah Moshe Agadi, 58; Zaid al-Hamamdeh, 47; dan Moshe
Feder, 68.
Laporan versi lain dari media Israel mengatakan Feder
tidak terbunuh oleh tembakan roket balistik, tetapi oleh peluru kendali
anti-tank yang menghantam mobilnya ketika ia melaju di jalan dekat
perbatasan Gaza.
Dia menderita luka serius di kaki akibat pecahan
peluru yang menyebabkan dirinya kehilangan banyak darah. Dia dinyatakan
tewas di Pusat Medis Barzilai Ashkelon setelah upaya resusitasi gagal.
Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Selama
pertempuran, Hamas juga berusaha menggunakan roket gaya baru, yakni
roket jarak pendek dengan hulu ledak yang berat. Hulu ledak itu penuh
dengan puluhan hingga ratusan kilogram bahan peledak.
Kelompok
militan di Gaza yakin roket-roket mereka saat ini akan melewati sistem
pertahanan udara Israel, sama seperti selama perang Gaza 2014.
Namun,
militer Israel mengaku telah meningkatkan teknologi pada Iron Dome yang
memungkinkannya untuk menembak jatuh roket jarak pendek yang dimiliki
kelompok militan Gaza saat ini.
Militer Zionis menggarisbawahi
bahwa secara umum Iron Dome tidak mudah ditembus. Senjata pertahanan ini
diklaim efektif dengan 240 intersepsi dan tingkat keberhasilannya 86
persen.
Radar Iron Dome, menurut militer Zionis, juga berhasil
melihat setiap peluncuran roket dan mortir, yang memastikan bahwa Israel
diperingatkan tentang proyektil yang masuk sebelumnya oleh sirene.