Ketegangan AS-Iran memanas setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir pada 2015.
CB,
TEHERAN -- Iran mengatakan pengumuman Amerika Serikat (AS) mengirimkan
kapal induk dan pesawat pengebom ke Timur Tengah adalah pesan untuk
Iran. Kantor berita
Tasnim melaporkan Iran melihat pengumuman itu sebagai perang psikologi.
Penasihat Pertahanan Gedung Putih John Bolton mengatakan AS sudah
mengerahkan kapal induk Abraham Lincoln dan gugusan tugas khusus
pengebom ke Iran. Ia mengatakan pengerahan kekuatan militer ini sebagai
pesan kepada Iran.
"Pernyatan Bolton adalah cara yang
ceroboh dalam kejenuhan perang psikologis," kata juru bicara Dewan
Keamanan Nasional Tertinggi Iran Keyvan Khosravi kepada
Tasnim, Selasa (7/5).
Khosravi
menambahkan USS Abraham Lincoln (CVN-72) sudah tiba di Laut Mediterania
beberapa pekan lalu. Kapal induk itu tergabung dalam formasi Carrier
Strike Group (CSG) 12. Formasi ini biasanya membawa 7.500 personel, satu
kapal induk, setidaknya satu
cruiser (penjelajah), skuadron kapal penghancur, dan puluhan kapal tempur lainnya.
Ketegangan
antara Washington dan Teheran semakin memanas setelah Presiden AS
Donald Trump menarik negaranya dari kesepakatan 2015. Trump lalu
memberlakukan kembali sanksi ekonomi negara Timur Tengah itu.
Pada
pekan lalu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan
keluar dari kesepakatan nuklir 2015 menjadi salah satu opsi dalam
mengatasi sanksi ekonomi yang diberlakukan AS. Kesepakatan nuklir 2015
dirancang agar Iran tidak menyalahgunakan teknologi nuklir yang mereka
miliki.
Pada awal bulan ini AS memasukkan Garda Revolusi
Iran ke dalam daftar kelompok teroris. Mereka juga mencabut keringanan
beberapa importir minyak Iran. Sehingga sejak awal Mei negara-negara
yang sebelumnya masih diperbolehkan membeli minyak Iran tidak bisa lagi
mendapatkan pasokan minyak dari negara itu atau mereka akan mendapatkan
sanksi.
"Republik Islam (Iran) memiliki banyak pilihan, dan
pihak berwenangan negara ini mempertimbangkannya, dan meninggalkan NPT
(nuclear Non-Proliferation Treaty) menjadi salah satu diantaranya," kata
Zarif di situs stasiun televisi
IRIB pekan lalu.
Sebelumnya,
Iran juga pernah mengancam akan meninggalkan NPT. Ketika Trump menarik
AS dari kesepakatan 2015 yang ditandatangani enam kekuatan dunia: AS,
Rusia, Cina, Jerman, Inggris, dan Prancis.