Palestina menolak rencana solusi yang diajukan Amerika Serikat
CB,
NEW YORK — Palestina meminta Uni Eropa (UE) untuk terus bertindak
meneguhkan solusi dua negara antara negara itu dan Israel. Hal itu
menyusul rencana perdamaian AS yang dinilai bisa merugikan Palestina.
Seperti dilansir
Arab News,
Rabu (8/5), utusan Palestina dalam sidang Dewan Keamanan (DK) PBB di
New York, Amerika Serikat (AS), menyampaikan usulan tersebut. Bagi
Palestina, AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump bias dalam
memandang persoalan antara Palestina dan Israel. Pada bulan depan,
rencananya Washington DC akan mengajukan rencana jalannya perundingan
damai antara kedua belah pihak itu.
Bagaimanapun, Palestina menolak proposal yang diajukan AS.
Duta Besar Palestina Riyad Mansour mendesak pejabat Eropa mengambil
langkah insiatif. Tidak perlu membiarkan AS menjadi pemain utama dalam
proses perdamaian di Timur Tengah.
Palestina juga
mendesak Uni Eropa untuk menyerukan konferensi internasional yang akan
menegaskan kembali konsensus global solusi dua negara demi meredam
konflik Palestina-Israel. “Kami melibatkan mereka (Uni Eropa --Red).
Mereka harus bertindak. Kami sangat senang menunjukkan, ada lebih dari
satu pemain di lapangan, mencoba menentukan bagaimana kami bergerak
maju,” kata Riyad Mansour.
Palestina juga mendesak
negara-negara Eropa, khususnya Prancis, Italia, Spanyol, Portugal,
Irlandia, Belgia, dan Luksemburg, untuk mengakui kedaulatan negara
Palestina.
Resolusi PBB telah mengadvokasi solusi
dua negara, yakni Palestina menjadi negara merdeka yang berdaulat.
Demikian pula dengan Israel, yang dalam skema solusi ini diakui juga
sebagai negara berdaulat.
Mansour mengatakan
Palestina juga ingin Rusia meningkatkan diplomasi Timur Tengahnya serta
menyarankan PBB agar dapat menyelenggarakan kuartet perdamaian Timur
Tengah.
Dalam kesempatan yang sama, Mansour menuding
rencana AS hanya menjadi dalih bagi pemerintah Perdana Menteri (PM)
Israel Benjamin Netanyahu untuk mencaplok lebih banyak lagi wilayah
Palestina.
Sebagai informasi, dalam kampanye pemilu
Israel belum lama ini, Netanyahu berjanji untuk mengakuisisi permukiman
Tepi Barat. Langkah-langkah ini jelas mengabaikan harapan adanya solusi
dua negara.
Mansour meyakini Palestina masih
memiliki dukungan besar-besar di arena internasional. Namun, dia
mengatakan jika diplomasi gagal, maka pertempuran dapat berubah menjadi
demografi. “Jika ini yang mereka ingin paksakan pada kami, rakyat
Palestina akan mempercepat mesin reproduksi mereka dan meningkatkan
jumlah warga Palestina untuk menghadapi apartheid,” ujar dia.