Kamis, 02 Mei 2019

Kaisar Naruhito Naik Takhta Gantikan Ayahnya Akihito


Kaisar Naruhito Naik Takhta Gantikan Ayahnya Akihito
Pangeran Mahkota Naruhito dan istrinya Masako. Foto/Istimewa

TOKYO - Kaisar baru Jepang Naruhito, yang dikenal sebagai sosok yang sungguh-sungguh dalam konservasi air, tengah dipersiapkan secara resmi untuk mengambil alih takhta pada Rabu (1/5/2019). Prosesi ini berlangsung sehari setelah ayahnya, Akihito, menyerahkan takhtanya, penyerahan takhta pertama di negara itu dalam dua abad.

Mantan Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko mengundurkan diri pada Selasa (30/4/2019) kemarin setelah tiga dekade menjadi bangsawan utama negara itu dalam upacara singkat dan sederhana, dengan Akihito berterima kasih kepada rakyat Jepang dan mengatakan ia berdoa untuk perdamaian.

Naruhito (59) secara teknis menggantikan ayahnya tepat pada tengah malam, tetapi kenaikannya ke Tahta Krisan akan diformalkan dalam upacara pada pagi hari ini. Bagian pertama proses ini tidak dihadiri oleh istri dan bangsawan perempuan seperti dikutip dari Reuters.

Pada tahap pertama upacara aksesi Naruhito, bangsawan kekaisaran akan menempatkan segel dan rahasia negara, bersama dengan peti yang berisi dua "Tiga Harta Karun" Jepang - pedang dan permata - di meja di depannya sebagai bukti saknya suksesi.

Upacara ini akan dihadiri oleh kelompok kecil termasuk bangsawan pria dewasa dan perwakilan dari tiga cabang pemerintah, termasuk Perdana Menteri Shinzo Abe dan kabinetnya.

Akihito dan Michiko tidak akan hadir, tetapi Satsuki Katayama, satu-satunya wanita di kabinet Abe, akan menjadi wanita pertama dalam sejarah modern yang hadir dalam upacara itu.

Setelah itu, bangsawan perempuan akan memasuki ruangan dan Naruhito akan membuat pernyataan publik pertamanya sebagai kaisar. Penobatan resmi akan berlangsung pada upacara yang lebih rumit pada bulan Oktober yang dihadiri oleh pejabat tinggi dari Jepang dan seluruh dunia.

Naruhito, kaisar pertama yang lahir setelah Perang Dunia Kedua dan yang pertama dibesarkan sendiri oleh orang tuanya, mengatakan pada hari ulang tahunnya pada bulan Februari lalu bahwa menggantikan ayahnya membuatnya khidmat.

Mengingat latar belakang Naruhito dan istrinya, Masako, seorang mantan diplomat berusia 55 tahun - yang mencakup pengalaman panjang belajar dan tinggal di luar negeri - harapan begitu tinggi bahwa mereka mungkin mempunyai pandangan internasional yang lebih luas dan lebih dekat dengan kehidupan banyak orang Jepang.

Suksesi kekaisaran Jepang terakhir pada tahun 1989 terjadi selama berkabung untuk ayah Akihito, Hirohito.

Namun kali ini suasananya lebih meriah. Jepang telah diramaikan spanduk menyambut Reiwa - nama era baru untuk pemerintahan Naruhito - selama liburan 10 hari yang belum pernah terjadi sebelumnya. Acara hitung mundur diadakan pada Selasa malam di klub-klub di seluruh negara, dengan orang-orang bersorak saat jam berdetak hingga tengah malam dan kembang api diluncurkan ke langit di beberapa daerah.

Pada hari Rabu pagi, rambu-rambu listrik di sistem kereta bawah tanah Tokyo memuat pesan "selamat kepada kaisar atas aksesinya" dan para pekerja di sebuah toko elektronik di pusat kota Tokyo mengenakan kemeja merah bertuliskan "Selamat Era Baru Reiwa."

“Tirai telah naik pada era baru yang akan dipenuhi dengan harapan,” kata ucap seorang warga Jepang Hiroshi Takahashi (78) di luar toko permen tradisional 'Wagashi'.

"Kaisar baru memiliki kepribadian yang mengagumkan dan saya harap dia menciptakan keluarga kerajaan yang baik yang mengekspresikan kepribadiannya sendiri," harapnya.




Credit  sindonews.com