Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Senin, 13 Mei 2019
Dipimpin Indonesia, Pertemuan 'Anti-Israel' DK PBB Dikecam AS
NEW YORK
- Utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk negosiasi
internasional, Jason Greenblatt, melakukan kunjungan mendadak ke PBB
pada hari Kamis. Dia datang ketika Dewan Keamanan (DK) PBB yang dipimpin
Indonesia mengadakan pertemuan informal yang dia sebut "anti-Israel"
karena diadakan untuk mengutuk permukiman Israel.
Greenblatt
mengecam pertemuan pada hari Kamis (9/5/2019) waktu New York itu dengan
menyebutnya sebagai forum yang "membingungkan dan mengecewakan”.
Selain
Indonesia, Afrika Selatan dan Kuwait adalah anggota DK PBB yang
mengorganisir pertemuan tersebut. Menteri Luar Negeri Palestina Riyad
al-Maliki dan pengkritik Israel lainnya diundang untuk berbicara.
Maliki
memuji Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas atas kerjanya sebagai
pembawa damai. Dia mengutuk Israel sebagai rezim Zionis yang tidak lagi
bersembunyi di balik sifat kolonial sejati dan niatnya untuk mencaplok
tanah Palestina. Maliki mengatakan bahwa kolonialisme Israel merupakan
pelanggaran terhadap Piagam PBB.
Indonesia, yang menjadi Presiden
DK PBB untuk bulan ini, mengirim Menteri Luar Negeri Retno Lestari
Priansari Marsudi untuk memimpin pertemuan tersebut.
Menlu Retno
mengatakan masalah pemukiman pantas mendapat perhatian penuh DK PBB.
"Terus berlangsungnya pembangunan pemukiman ilegal oleh Israel di
wilayah pendudukan Palestina tidak dapat diterima,” katanya.
"Masyarakat
internasional perlu memastikan akuntabilitas dan penghormatan terhadap
hukum internasional," kata diplomat top Indonesia itu mengacu pada
pendudukan oleh Israel yang mengabaikan hukum internasional.
Dia
juga menyerukan lebih banyak tekanan publik dari masyarakat
internasional untuk mengakhiri pembangunan permukiman Israel di tanah
Palestina. Menurutnya, hari solidaritas internasional dibutuhkan untuk
korban dari permukiman ilegal.
Namun, pertemuan tersebut tidak disukai AS. Washington dan Tel Aviv selama ini menilai DK PBB bias terhadap Israel.
"(Pertemuan)
ini membingungkan dan mengecewakan untuk melihat bias anti-Israel yang
jelas dan terus-menerus di PBB," kata Greenblatt.
Menyinggung serangan roket Hamas, diplomat Amerika kesal karena kelompok yang berkuasa di Gaza itu tidak dikecam.
"Sangat
memalukan bahwa di aula ini terdapat hampir 700 resolusi yang mengecam
tindakan Israel, satu-satunya negara demokrasi yang sesungguhnya, namun
tidak ada yang mengecam serangan Hamas terhadap Israel.
Greenblatt
mengkritik keputusan untuk tidak mengundang Israel ke pertemuan DK PBB.
Dia menyebutnya sebagai keputusan mengejutkan dan tidak adil. Dia
meminta anggota DK PBB melakukan upaya nyata untuk membawa perdamaian ke
wilayah tersebut.
Pemerintahan Trump sendiri diperkirakan akan mengungkapkan rencananya untuk perdamaian di Timur Tengah tahun ini.
"Kami
berharap dapat segera menyajikan visi kami," kata Greenblatt.
"Sementara itu, kami akan terus berbicara kebenaran, bahkan ketika itu
tidak diterima."
Greenblatt membidik gagasan bahwa permukiman
Israel harus disalahkan karena kurangnya kesepakatan damai."Mari kita
berhenti berpura-pura bahwa permukiman adalah apa yang dipelihara dari
solusi damai yang dinegosiasikan. Fokus lelucon dan obsesif pada satu
aspek konflik yang rumit ini tidak membantu siapa pun," katanya, seperti
dikutip Fox News, Jumat (10/5/2019).