Selasa, 21 Agustus 2018

Jet Tempur Su-57 Rusia Diklaim Sudah Teruji Perang Nyata di Suriah





Jet Tempur Su-57 Rusia Diklaim Sudah Teruji Perang Nyata di Suriah
Pesawat jet tempur siluman generasi kelima Rusia, Su-57. Foto/REUTERS


MOSKOW - Pesawat tet tempur generasi kelima Rusia, Su-57, diklaim sudah membuktikan nilainya selama misi tempur yang nyata di Suriah. Klaim ini disampaikan anggota parlemen Rusia Viktor Bondarev.

"Su-57 telah berhasil menyelesaikan tahap pertama uji coba negara dan membuktikan semua karakteristik penerbangan yang ditentukan. Ini membuktikan nilainya tidak hanya pada alasan uji coba, tetapi juga dalam operasi tempur nyata," ujar Bondarev, yang menjabat sebagai ketua komite pertahanan dan keamanan parlemen Rusia kepada wartawan.

Dia ingat bahwa prototipe Su-57 dikirim ke pangkalan udara Khmeimim Rusia di Suriah enam bulan lalu. Padahal, militer Moskow kala itu menyatakan, kehadiran dua jet tempur Su-57 di Suriah untuk uji penerbangan, bukan untuk misi tempur.

"Su-57 memiliki potensi besar untuk modernisasi, yang akan cukup untuk 50 tahun," katanya. Menurutnya, radionics onboard pesawat itu dibangun berdasarkan prinsip arsitektur terbuka.

"Faktanya, jet tempur ini memiliki segala yang diperlukan untuk kemudian dikembangkan menjadi pesawat perang tanpa awak yang sepenuhnya otomatis," ujar Bondarev, seperti dikutip TASS, Senin (20/8/2018).

Jet tempur kebanggaan Kremlin ini diproduksi oleh United Aircraft Corporation (UAC) Rusia. Presiden UAC, Yuri Slyusar, mengatakan bahwa UAC dan Kementerian Pertahanan Rusia berencana untuk menandatangani kontrak untuk batch pertama jet tempur Su-57 pada akhir musim panas ini.

Jet tempur Su-57 generasi kelima Rusia menampilkan teknologi siluman dengan penggunaan material komposit yang luas. Pesawat ini diklaim mampu mempertahankan kecepatan jelajah supersonik dan dilengkapi dengan peralatan radio elektronik yang paling canggih, termasuk komputer onboard yang kuat yang dianggap sebagai pilot kedua secara elektronik.

Selain itu, sistem radar menyebar di seluruh bodi pesawat. Sistem kontrol onboard pesawat diklaim mampu menindaklanjuti hingga 60 target dan melepaskan 16 tembakan di antaranya secara bersamaan. Pesawat-pesawat ini diharapkan tiba untuk pasukan militer Rusia pada 2019. 




Credit  sindonews.com