Ilustrasi. (Istockphoto/BrianAJackson)
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa operasi penangkapan Indalin Jainul alias Ustadz Abdulgani itu digelar berselang 12 hari setelah insiden bom yang menewaskan 11 orang itu terjadi.
Informan itu mengatakan bahwa ulama itu sudah mengetahui bom itu akan meledak dan membantu sejumlah warga asing dari Malaysia untuk mencapai Basilan.
|
Juru bicara tentara Filipina, Gerry Besana, menjabarkan bahwa sebuah granat ditemukan di rumah Jainul.
Ia kemudian diadili atas pembunuhan dan kepemilikan bahan peledak ilegal, tudingan yang dibantah oleh keluarga sang ulama.
Kelompok militan ISIS mengklaim sebagai dalang di balik serangan ini, tapi Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, menganggap pengakuan itu "hanya spekulasi."
|
Basilan sendiri adalah basis Abu Sayyaf, kelompok yang kerap melakukan penculikan demi mendapatkan tebusan, tempat mantan "emir" ISIS untuk Asia Tenggara berlindung sebelum tewas tahun lalu.
Pada akhir pekan lalu, Presiden Rodrigo Duterte bertandang ke daerah dekat Basilan dan menawarkan perundingan damai kepada beberapa faksi Abu Sayyaf.
Tawaran itu disampaikan dua hari setelah ia mengesahkan undang-undang yang mengizinkan minoritas Muslim di selatan Filipina membentuk daerah otonomi dengan kekuasaan politik dan ekonomi sendiri.
Credit cnnindonesia.com