Rabu, 08 Agustus 2018

AS: Kembangkan Senjata yang Tak Bisa Dihindari, Rusia Bukan Teman


AS: Kembangkan Senjata yang Tak Bisa Dihindari, Rusia Bukan Teman
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersama Presiden China Xi Jinping. Foto/REUTERS/Sergei Karpukhin

WASHINGTON - Komandan nuklir utama Amerika Serikat (AS) memperingatkan Rusia bahwa Moskow tidak bisa menjadi teman Washington jika mengembangkan senjata hipersonik yang tak bisa dihindari Washington. Peringatan serupa juga ditujukan pada China.

"Anda tidak dapat menyebut mereka (Rusia dan China) teman-teman kita jika mereka membangun senjata yang dapat menghancurkan Amerika Serikat, dan oleh karena itu, kita harus mengembangkan kemampuan untuk menanggapi," kata Jenderal John Hyten, komandan Komando Strategis AS yang mengendalikan komando serangan nuklir Pentagon.

Pernyataan Jenderal Hyten disampaikan di "Space and Missile Defense Symposium" di Huntsville, Alabama, hari Selasa waktu setempat.

Hyten menambahkan bahwa Pentagon memiliki hampir selusin program yang ditugaskan untuk mengembangkan dan mempertahankan diri melawan jenis senjata baru.

"Saya selalu berharap kita mulai (bekerja pada senjata hipersonik) lima tahun lalu atau 10 tahun yang lalu karena kita tidak akan khawatir, tetapi kita tidak (melakukannya), jadi kita harus melangkah sekarang, dan kita bergegas," ujarnya, seperti dikutip CNBC, Rabu (8/8/2018).

Pentagon memberi Lockheed Martin kontrak senilai USD928 juta pada bulan April untuk pembuatan sejumlah senjata hipersonik yang tidak ditentukan. Sesuai kontrak, Lockheed Martin akan bertanggung jawab untuk merancang, merekayasa, mengintegrasi senjata dan memberikan dukungan logistik.

Senjata hipersonik adalah senjata yang bergerak pada kecepatan Mach 5 atau lima kali lebih cepat daripada kecepatan suara. Itu berarti senjata hipersonik dapat melakukan perjalanan sekitar satu mil per detik.

Peringatan Hyten juga muncul ketika AS terlibat dalam perang dagang dengan China dan sedang berseteru dengan Rusia terkait tuduhan bahwa Moskow ikut campur pemilu Washington.

Hyten, yang sebelumnya menyebut Rusia sebagai ancaman paling signifikan bagi AS. Dia  baru-baru ini menggambarkan skenario yang suram bagi pasukan Amerika jika berhadapan dengan senjata hipersonik Rusia.

"Kami tidak memiliki pertahanan yang dapat menangkis senjata seperti itu terhadap kami," kata Hyten kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS Maret lalu.

"Baik Rusia dan China secara agresif mengejar kemampuan hipersonik," ujarnya. "Kami telah menyaksikan mereka menguji kemampuan itu."

Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Maret juga mengumumkan persenjataan nuklir dan hipersonik terbaru Moskow. Dia megambarkan persenjataan baru itu tak terkalahkan.

"Saya ingin memberitahu semua orang yang telah memacu perlombaan senjata selama 15 tahun terakhir, berusaha untuk mendapatkan keuntungan sepihak atas Rusia, memperkenalkan sanksi yang melanggar hukum yang bertujuan untuk menahan pembangunan negara kita; Anda telah gagal menahan Rusia," kata Putin dalam pidatonya saat itu. 

Menurut laporan CNBC, dari enam senjata yang diumumkan Putin, dua di antaranya siap untuk tempur pada tahun 2020. Laporan itu bersumber dari intelijen AS.

Meskipun melontarkan peringatan kepada Rusia dan China, Hyten tetap meremehkan kemampuan Putin.

"Apa yang dibicarakan Putin dalam konferensi pers Maret sebelum pemilu di Rusia, semua kemampuan seperti hipersonik, torpedo nuklir, rudal jelajah nuklir, semua hal semacam itu," kata Hyten.

"Tebak, apa? Dia masih belum dapat menemukan kapal selam (Rusia), dia masih belum dapat mengambil 400 ladang rudal di seluruh negeri, dia masih tidak bisa berbuat apa-apa tentang itu, jadi kemampuan jera kita masih tidak tertandingi dan bisa mendominasi dan dapat menanggapi ancaman apa pun."



Credit  sindonews.com