TEHERAN - Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sedang bersiap mengerahkan pasukan ke Teluk Persia untuk latihan perang. Persiapan latihan perang yang waktunya tak wajar ini dilakukan usai Teheran mengancam akan menutup Selat Hormuz, yang jadi jalur internasional perdagangan minyak.
Selat Hormuz merupakan penghubung antara Teluk Persia (Teluk Arab) dengan Teluk Oman. Ancaman Teheran itu dilontarkan beberapa hari lalu sebagai respons atas langkah Amerika Serikat (AS) yang menyerukan semua negara untuk memblokir ekspor minyak Iran.
Dua pejabat As yang mengikuti perkembangan situasi di Teluk Persia mengatakan, latihan tempur IRGC Iran kemungkinan akan dimulai setelah dua hari ke depan.
Militer AS sendiri mengaku terus memantau gerak-gerik pasukan Iran di kawasan tersebut.
"Kami menyadari peningkatan operasi angkatan laut Iran di Teluk Arab, Selat Hormuz dan Teluk Oman. Kami memantau dengan seksama, dan akan terus bekerja sama dengan mitra kami untuk memastikan kebebasan navigasi dan aliran bebas perdagangan di saluran perairan internasional," kata Kapten William Urban, juru bicara utama Komando Pusat AS, kepada CNN, Kamis (2/8/2018).
Administrasi Informasi Energi AS menyatakan Selat Hormuz merupakan chokepoint transit minyak paling penting di dunia, di mana 20 persen minyak yang diperdagangkan di seluruh dunia bergerak melalui jalur perairan tersebut.
AS untuk sementara tidak melihat tanda-tanda niat bermusuhan dari Iran. Namun, menurut para pejabat Washington, yang memperoleh informasi intelijen militer AS, prihatin dengan IRGC.
Ada tiga alasan kekhawatiran tersebut. Pertama, latihan tempur IRGC muncul sebagai retorika dari Iran terhadap AS yang memanas dalam beberapa hari terakhir. Kedua, skala latihan tempur IRGC sedang ditingkatkan menjadi lebih besar daripada upaya seripa di masa lalu. Ketiga, waktu latihan tempur kali ini tidak wajar, karena latihan militer IRGC biasanya digelar pada akhir tahun.
Sebelumnya, pada hari Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahaya yang yang dihadapi Iran jika menutup Selat Bab al-Mandab, mulut Laut Merah. Menurutnya, jika itu terjadi maka Teheran akan menghadapi pasukan koalisi internasional termasuk pasukan Israel di perairan tersebut.
Peringatan Netanyahu disampaikan sebagai respons atas serangan misterius terhadap kapal tanker minyak Arab Saudi belum lama ini.
"Awal pekan ini, kami menyaksikan bentrokan tajam dengan satelit Iran yang mencoba menyabotase pelayaran internasional di Selat (Bab al-Mandab) di mulut Laut Merah," kata Netanyahu dalam upacara wisuda perwira angkatan laut.
"Jika Iran mencoba untuk memblokir Selat Bab al-Mandab, itu akan menemukan dirinya menghadapi koalisi internasional yang bertekad untuk mencegahnya melakukan hal itu, dan koalisi ini juga akan mencakup negara Israel dan semua senjatanya," katanya lagi.
Selat Hormuz merupakan penghubung antara Teluk Persia (Teluk Arab) dengan Teluk Oman. Ancaman Teheran itu dilontarkan beberapa hari lalu sebagai respons atas langkah Amerika Serikat (AS) yang menyerukan semua negara untuk memblokir ekspor minyak Iran.
Dua pejabat As yang mengikuti perkembangan situasi di Teluk Persia mengatakan, latihan tempur IRGC Iran kemungkinan akan dimulai setelah dua hari ke depan.
Militer AS sendiri mengaku terus memantau gerak-gerik pasukan Iran di kawasan tersebut.
"Kami menyadari peningkatan operasi angkatan laut Iran di Teluk Arab, Selat Hormuz dan Teluk Oman. Kami memantau dengan seksama, dan akan terus bekerja sama dengan mitra kami untuk memastikan kebebasan navigasi dan aliran bebas perdagangan di saluran perairan internasional," kata Kapten William Urban, juru bicara utama Komando Pusat AS, kepada CNN, Kamis (2/8/2018).
Administrasi Informasi Energi AS menyatakan Selat Hormuz merupakan chokepoint transit minyak paling penting di dunia, di mana 20 persen minyak yang diperdagangkan di seluruh dunia bergerak melalui jalur perairan tersebut.
AS untuk sementara tidak melihat tanda-tanda niat bermusuhan dari Iran. Namun, menurut para pejabat Washington, yang memperoleh informasi intelijen militer AS, prihatin dengan IRGC.
Ada tiga alasan kekhawatiran tersebut. Pertama, latihan tempur IRGC muncul sebagai retorika dari Iran terhadap AS yang memanas dalam beberapa hari terakhir. Kedua, skala latihan tempur IRGC sedang ditingkatkan menjadi lebih besar daripada upaya seripa di masa lalu. Ketiga, waktu latihan tempur kali ini tidak wajar, karena latihan militer IRGC biasanya digelar pada akhir tahun.
Sebelumnya, pada hari Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahaya yang yang dihadapi Iran jika menutup Selat Bab al-Mandab, mulut Laut Merah. Menurutnya, jika itu terjadi maka Teheran akan menghadapi pasukan koalisi internasional termasuk pasukan Israel di perairan tersebut.
Peringatan Netanyahu disampaikan sebagai respons atas serangan misterius terhadap kapal tanker minyak Arab Saudi belum lama ini.
"Awal pekan ini, kami menyaksikan bentrokan tajam dengan satelit Iran yang mencoba menyabotase pelayaran internasional di Selat (Bab al-Mandab) di mulut Laut Merah," kata Netanyahu dalam upacara wisuda perwira angkatan laut.
"Jika Iran mencoba untuk memblokir Selat Bab al-Mandab, itu akan menemukan dirinya menghadapi koalisi internasional yang bertekad untuk mencegahnya melakukan hal itu, dan koalisi ini juga akan mencakup negara Israel dan semua senjatanya," katanya lagi.
Credit sindonews.com