Kamis, 21 Juni 2018

Rusia Takut AS Luncurkan Penghancur Massal dari Luar Angkasa


Rusia Takut AS Luncurkan Penghancur Massal dari Luar Angkasa
Ilustrasi. (Thinkstock/johan63)

Jakarta, CB -- Rusia menentang rencana Amerika Serikat membentuk pasukan luar angkasa atau Space Force. Rencana itu disebut bisa berujung "bencana" karena memungkinkan AS mengerahkan senjata penghancur massal dari luar atmosfer.

Kepala Komite Keamanan dan Dewan Pertahanan Rusia, Viktor Bondarev, mengatakan Moskow siap "secara tegas membalas" jika AS melanggar traktat luar angkasa dengan menempatkan senjata penghancur massal di luar angkasa.

"Militerisasi di luar angkasa itu adalah jalan menuju bencana. Ada risiko besar jika Amerika akan melakukan pelanggaran berat dalam hal ini, jika kita memperhitungkan apa yang dilakukan selama ini dalam hal lain," kata Bondarev kepada kantor berita RIA seperti dikutip RT, Rabu (20/6).



"Jika AS keluar dari Traktat Luar Angkasa 1967 yang melarang pengerahan senjata nuklir ke ruang angkasa, [langkah itu] akan direspons secara tegas tidak hanya dari Rusia tapi juga negara lain demi mengamankan keamanan internasional."

Pernyataan itu diutarakan Bondarev menanggapi rencana Presiden Donald Trump membentuk pasukan luar angkasa sebagai matra keenam militer.

Tak hanya di dunia, Trump menganggap AS juga perlu menegaskan dominasinya di luar angkasa demi keamanan nasional. Presiden ke-45 pun memerintahkan Kementerian Pertahanan untuk segera memulai proses membentuk pasukan tersebut.

"Kami telah memiliki Angkatan Udara dan akan memiliki Angkatan Luar Angkasa yang terpisah tapi tetap sejajar. Ini akan menjadi sesuatu yang sangat penting," ucap Trump dalam acara mengenai kebijakan luar angkasa di Gedung Putih awal pekan ini.

Menurut Trump, luar angkasa akan menjadi salah satu medan penting secara militer dan moneter. Dalam pidatonya, Trump juga secara khusus mendukung penegasan "kehadiran permanen" AS di bulan dengan tujuan mengamankan Mars, meski tak mengatakan akan melibatkan militer atau tidak.

"Kami tak ingin China, Rusia, dan negara lainnya mendahului kami. Kami selalu menjadi yang terdepan--kami selalu melangkah jauh selama beberapa dekade terakhir," kata Trump seperti dikutip CNN.

Rencana pembentukan pasukan luar angkasa bukan wacana baru bagi AS. Pengembangan kebijakan modern luar angkasa telah menjadi elemen penting dari keamanan nasional Negeri Paman Sam sejak pemerintahan Dwight D Eisenhower.

Rencana ini kemudian terus dimatangkan selama periode Perang Dingin menyusul pengaruh dan perkembangan program satelit Uni Soviet yang berkembang pesat saat itu.

AS merupakan salah satu dari beberapa negara yang terus mengembangkan dan memanfaatkan program ruang angkasa seperti navigasi satelit demi keperluan militer.





Credit  cnnindonesia.com