Kamis, 21 Juni 2018

Rusia: AS Berusaha Jadikan Dewan HAM Alat Propaganda Mereka


Rusia: AS Berusaha Jadikan Dewan HAM Alat Propaganda Mereka
Menurut Rusia, keputusan AS mundur dari Dewan HAM PBB merupakan upaya lain dari Washington untuk menjadikan Dewan HAM sebagai kaki tangan mereka. Foto/Reuters


MOSKOW - Rusia menanggapi sinis keputusan mundurnya Amerika Serikat (AS) dari Dewan HAM PBB. Menurut Rusia, keputusan AS mundur dari badan itu merupakan upaya lain dari Washington untuk menjadikan Dewan HAM sebagai kaki tangan mereka.

Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB di Jenewa megatakan, tuduhan AS bahwa Dewan HAM sudah dipolitisasi oleh sejumlah pihak adalah tuduhan yang benar. Tuduhan ini, menurut Moskow, muncul karena Dewan HAM tidak bekerja sesuai dengan keinginan Washington.

"Rupanya, AS ingin mengubah Dewan HAM menjadi alat yang berguna untuk mempromosikan kepentingannya dan menghukum negara-negara yang tidak diinginkan. Dalam konteks ini, AS berusaha untuk menuduh hampir seluruh dunia mempolitisasi badan itu dan kegagalan inisiatifnya, terlihat sinis," kata Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB di Jenewa, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (20/6).

Misi Rusia itu menyatakan meskipun ada beberapa titik lemah, Dewan HAM adalah platform internasional utama untuk kerja sama di bidang HAM, yang bekerja pada prinsip-prinsip ketidakberpihakan, netralitas dan kerja sama.

Sementara itu, sebelumnya, tidak lama setelah AS menyatakan mundur dari Dewan HAM, Rusia mengumumkan bahwa mereka mencalonkan diri sebagai anggota Dewan HAM PBB untuk periode 2021-2023.

Sekretaris Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB di Jenewa, Fedor Strzhizhovskiy menyatakan Rusia akan terus meningkatkan peran sertanya di Dewan HAM, dengan mencalonkan diri menjadi anggota di badan PBB tersebut.

"Rusia akan melanjutkan kerja efektifnya di Dewan HAM untuk mempertahankan dialog dan kerja sama yang setara di bidang hak asasi manusia. Untuk tujuan ini, Rusia telah mengusulkan pencalonannya untuk keanggotaan Dewan Hak Asasi Manusia untuk 2021-2023," ucap Strzhizhovskiy. 





Credit  sindonews.com