PBB mengecam pembunuhan anak-anak, wartawan dan petugas medis
CB GAZA
-- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa
peningkatan kekerasan di Jalur Gaza menempatkan wilayah itu ke zona
perang. Ia mendesak Israel dan Hamas untuk segera melakukan gencatan
seperti 2014 silam, mengingat pasokan bantuan ke Gaza juga mulai
menipis.
Kepala PBB dalam sebuah laporan juga
menyatakan keterkejutannya Israel sudah terang-terangan dan semakin
agresif menyerang warga Palestina di Gaza. Dia mengatakan harusnya
Israel mampu menahan diri, kecuali pada saat terakhir. Laporan itu
dikirim ke dewan pekan lalu sebelum pertemuan pada hari Selasa tentang
konflik Israel-Palestina.
"Pembunuhan anak-anak, serta wartawan yang diidentifikasi
secara jelas dan staf medis oleh pasukan keamanan selama demonstrasi
sangat tidak dapat diterima," kata Guterres. Mereka harus diizinkan
untuk melakukan tugasnya tanpa takut mati atau cedera." Israel belum
menanggapi tuduhan itu.
Guterres juga mengatakan
kepada Dewan Keamanan bahwa dia dengan tegas mengecam langkah-langkah
semua pihak yang telah membawa masyarakat Palestina ke tempat yang
berbahaya dan rapuh. Dia juga memperingatkan bahwa tindakan oleh Hamas
dan kelompok Palestina lainnya tidak hanya mempertaruhkan nyawa
Palestina dan Israel tetapi upaya untuk mengembalikan martabat dan
prospek masa depan yang dapat dihuni untuk Palestina di Gaza.
Sejak
protes yang berlangsung 30 Maret silam, setidaknya 130 warga Palestina
telah tewas dan 13 ribu lainnya terluka oleh tembakan tentara Israel.
Mayoritas orang yang tewas dan terluka tidak bersenjata, menurut pejabat
kesehatan Gaza. Dua wartawan Palestina tewas saat meliput aksi protes
pada April dan seorang petugas medis berusia 21 tahun ditembak mati pada
awal Juni.
Guterres memperbarui seruannya untuk
penyelidikan independen atas kematian penembakan di Gaza. Israel, yang
mengatakan Hamas telah menggunakan protes sebagai penutup untuk serangan
di pagar perbatasan, telah menolak banding dan berpendapat bahwa
penggunaan kekuatan dibenarkan untuk mempertahankan perbatasannya.
Para
demonstran telah menekan tuntutan untuk hak mereka dikembalikan agar
bisa berada di sebuah negara yang tenang dan damai. Sudah hampir 70
tahun mereka hidup terpisah dari keluarga dan di medan perang. Lebih
dari 700 ribu orang Palestina diusir atau melarikan diri dalam perang
1948 atas ciptaan Israel. Dua pertiga dari dua juta penduduk Gaza adalah
pengungsi internal.
Namun dia mengatakan bahwa
hanya dengan mengubah kenyataan di lapangan, dengan mengakui dan
mengatasi penderitaan Palestina di Gaza, memastikan bahwa semua pihak
mengomentari pemahaman gencatan senjata 2014, dan mendukung upaya yang
dipimpin Mesir untuk mengembalikan kontrol pemerintah Palestina yang
sah. Serta mengakui Gaza sebagai daerah yang dapat dihuni warga
Palestian dengan layak, tanpa perang yang mematikan, dilansir laman
Aljazirah.