Rabu, 20 Juni 2018

Pertempuran 2 Hari di Hodeidah, 250 Milisi Houthi Tewas


Hodeidah, kota pelabuhan terbesar di Yaman saat ini dikuasai milisi Houthi. [GeorgekhouryUN/Twitter]
Hodeidah, kota pelabuhan terbesar di Yaman saat ini dikuasai milisi Houthi. [GeorgekhouryUN/Twitter]

CB, Jakarta - Pasukan Koalisi pimpinan Arab Saudi  melancarkan serangan terbesarnya terhadap milisi Houthi agar meninggalkan Hodeidah, kota pelabuhan utama Yaman. Serangan besar-besaran yang melibatkan pasukan darat dengan bantuan jet tempur dan kapal perang ke pelabuhan Laut Merah tersebut pada Rabu, 13 Juni 2018 menewaskan 250 milisi Houthi yang didukung Iran.

Pesawat-pesawat tempur koalisi dan kapal perang Arab Saudi menggempur benteng di kota yang dikendalikan Houthi untuk mendukung operasi darat oleh pasukan Yaman, Uni Emirat Arab dan Sudan.
Beberapa laporan menyebutkan sedikitnya 4 tentara Uni Emirat Arab tewas dalam serangan itu. Houthi pada saat yang sama mengklaim berhasil menenggelamkan kapal perang koalisi dengan dua rudal. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dua aktor utama di pasukan koalisi Arab belum mengomentari klaim tersebut.
Serangan itu menandai pertama kalinya koalisi yang dipimpin Saudi telah mencoba untuk merebut kota besar yang sangat dipertahankan sejak memasuki perang tiga tahun lalu melawan Houthi, yang menguasai ibukota Sana'a dan sebagian besar daerah berpenduduk padat di Yaman.
Care International, salah satu dari beberapa badan bantuan yang masih beroperasi di Hodeidah, mengatakan 30 serangan udara menghantam kota itu dalam waktu setengah jam pada hari Rabu.

“Beberapa warga sipil terperangkap, yang lain dipaksa keluar dari rumah mereka. Kami pikir itu tidak bisa menjadi lebih buruk, tapi sayangnya kami salah, ”kata direktur negara tindakan Care, Jolien Veldwijk, seperti dilansir Guardian pada 14 Juni 2018.
Serangan pertama koalisi pimpinan Arab Saudi di Hodeidah, telah diperingatkan sebelumnya oleh PBB dapat membahayakan nyawa dari sekitar 250.000 warga sipil dan memperburuk kondisi kemanusiaan di Yaman.
Konflik di Yaman telah digambarkan sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia, dengan setidaknya delapan juta orang menderita karena kelaparan, dan satu juta anak-anak terinfeksi kolera.




Credit  tempo.co