
PEMERINTAH Arab
Saudi di bawah komando Putra Mahkota Mohammed bin Salman menyatakan
perang terhadap korupsi. Komite Anti Korupsi Saudi Arabia baru-baru ini
menangkap 11 pangeran dan 4 menteri terkait kasus rasuah. Gebrakan Putra
Mahkota Mohammed bin Salman itu disebut-sebut merupakan bagian
konsolidasi kekuasaanya menuju proyek masa depan negeri Petro Dollar
sebagai negara modern dengan melenyapkan oposisi.
Konsolidasi kekuasaan putra mahkota ini memakan korban. Siapa saja mereka?
1. Pangeran Alwaleed bin Talal

Alwaleed bin Talal merupakan pemilik perusahaan investasi Kingdom Holding. Alwaleed ditangkap atas tuduhan pencucian uang, penyuapan, dan pemerasan pejabat. Majalah Forbes memperkirakan Alwaleed memiliki harta USD17 miliar atau sekitar Rp229,5 triliun (kurs Rp13.500/USD). Selain berinvestasi di Twitter dan Apple, ia juga mempunyai saham di bank Citygroup, jaringan hotel Four Seasons dan perusahaan media milik Rupert Murdoch, News Corporation. Di London, Pangeran Alwaleed adalah pemilik hotel mewah, Savoy.
2. Ibrahim al-Assaf (Mantan Menteri Keuangan Arab Saudi)
Ibrahim
al-Assaf ditangkap atas dugaan korupsi perluasan Masjidil Haram.
Ibrahim al-Assaf yang juga direksi perusahaan minyak Saudi Aramco diduga
melakukan penggelapan dan mendapat keuntungan dari proyek perluasan
Masjidil Haram di Mekkah. Terkait proyek perluasan ini, Ibrahim al-Assaf
diduga memanfaatkan posisinya untuk mendapat keuntungan dalam transaksi
tanah. Namun belum ada detail lebih lanjut mengenai kasusnya.
3. Pangeran Turki bin Abdullah (Mantan Gubernur Riyadh)
Mantan
Gubernur Riyadh Pangeran Turki bin Abdullah dituduh melakukan korupsi
proyek Metro di Riyadh. Pangeran Turki dianggap telah memberikan kontrak
kepada perusahannya sendiri. Tak disebutkan berapa besar proyek
tersebut.
4. Pangeran Miteb bin Abdullah (Menteri Garda Nasional)
Pangeran
Miteb bin Abdullah yang juga Menteri Garda Nasional ditangkap oleh
Komite Anti-Korupsi Saudi karena diduga terlibat korupsi pengadaan
Walkie-Talkie senilai USD10 miliar (sekitar Rp135,2 triliun). Pangeran
Miteb diduga memberikan kontrak palsu kepada perusahaannya sendiri untuk
menggarap proyek tersebut. Selain itu, Pangeran Miteb juga diduga
terlibat dalam kongkalikong pengadaan perlengkapan militer antipeluru
senilai miliaran riyal. Miteb dianggap telah melakukan penggelapan dan
mempekerjakan karyawan 'hantu'.
5. Pangeran Fahd bin Abdullah bin Mohammed al Saud (Mantan Wakil Menteri Pertahanan)
Pangeran
Fahd adalah lulusan Staf Angkatan Laut AS dan Komando College. Dia
memegang gelar master dalam ilmu militer. Dia memiliki aktivitas bisnis
saat bertugas di pos ini. Dia menjadi komandan angkatan laut di Royal
Saudi Navy pada April 2002. Pada 20 April 2013, dia ditunjuk sebagai
wakil Menteri Pertahanan. Namun pada 17 Agustus 2013 dia digantikan oleh
Salman bin Sultan, putra almarhum Pangeran Sultan.
6. Pangeran Turki bin Nasser (Mantan Kepala Presidensi Meteorologi dan Lingkungan Hidup)
Turki
bin Nasser menjadi kepala operasi staf udara, proyek perisai perdamaian
dan proyek hawk perdamaian pada 1994. Dirinya kemudian menjabat sebagai
wakil komandan di Royal Saudi Air Force pada 1996. Setelah meninggalkan
angkatan udara, Turki bin Nasser dijadikan kepala presidensi
meteorologi dan lingkungan. The Guardian melaporkan Turki bin Nasser
memiliki hampir 200 mobil klasik, sebuah jet bisnis pribadi Boeing 20
juta pound, sebuah kapal pesiar besar, sebuah rumah mewah di Beverly
Hills dan beberapa rumah di berbagai kota seperti Barcelona, Riyadh,
Dharan dan London. Rumahnya di London adalah di Sussex Square, dekat
kawasan elite Hyde Park.
7. Adel Fakieh (Menteri Ekonomi)
Adel
bin Muhammad Fakeih adalah seorang insinyur dan mantan Wali Kota
Jeddah. Jabatan yang pernah didudukinya antara lain Menteri Tenaga Kerja
(2010-2015), Menteri Kesehatan (2014) dan pada April 2015 diangkat
sebagai Menteri Ekonomi. Di luar pemerintahan, Fakieh adalah ketua Al
Jazeera Bank dan anggota dewan direksi Perdagangan dan Industri Kamar
Dagang di Jeddah. Dia menjabat sebagai anggota komisi berbagai
organisasi. Dalam laporannya situs marcopolis.net pada 2015 memasukkan
nama Fakeih sebagai salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Arab
Saudi. Kekayaan Fakieh ditaksir mencapai USD470 juta.
8. Khalid al-Tuwaijiri (Mantan Ketua Pengadilan)
Khalid
al-Tuwaijri adalah Ketua Pengadilan Royal Arab Saudi di bawah Raja
Abdullah dan merupakan pemimpin tertinggi non-pangeran hingga
dilengserkan di era kekuasaan Raja Salman pada 2015. Raja Abdullah
menunjuknya sebagai Kepala Pengadilan Kerajaan pada 9 Oktober 2005.
Seiring waktu, ia juga menjadi Kepala Garda Kerajaan dan beberapa posisi
pengadilan lainnya. Di mata para penentangnya, al-Tuwaijiri dituduh
berusaha "menghancurkan negara dan menjalankan "proyek westernisasi" di
Arab Saudi.
9. Amr al-Dabbagh (Mantan Gubernur Otoritas Investasi Umum Arab Saudi)
Amr
Al-Dabbagh adalah seorang pengusaha, mantan menteri, dan penulis. Dia
adalah ketua dan CEO Grup Al-Dabbagh yang berbasis di Jeddah. Al-Dabbagh
adalah pendiri Yayasan Bintang, sebuah nirlaba yang ditujukan untuk
membantu anak-anak kurang beruntung, serta manajer di Philanthropy
University, Massive Open Online Course (MOOC) yang menjalin kerja sama
dengan Haas School of Business di University of California, Berkeley.
10. Abdullah al-Sultan (Komandan Angkatan Laut Saudi)
Mengutip
Al Jazeera, Komandan Angkatan Laut Arab Saudi Abdullah al-Sultan
digantikan oleh Fahad al-Ghali. Namun tidak ada alasan jelas soal
penyebab penggantiannya.
11. Bakr bin Laden (Chairman Saudi Binladin Group (SBG)
Bakr
bin Laden adalah anak dari pendiri SBG, Sheikh Mohammed bin Laden
Sayyid. Ayah Bakr memiliki sejumlah anak yang salah satunya Osama bin
Laden. SBG merupakan perusahaan konstruksi multinasional yang
'bermarkas' di Jeddah. SBG juga mengerjakan sejumlah proyek strategis
pemerintah. Pada 11 September 2015, terjadi kecelakaan crane proyek SBG
di Masjidil Haram, Mekkah. Sebanyak 118 orang tewas dan 400 lainnya
mengalami luka-luka. Akhir Oktober 2017 lalu Pengadilan Arab Saudi
memutuskan SBG sebagai penanggung jawab crane yang jatuh di Mekah dua
tahun lalu, tak perlu membayar ganti rugi terhadap korban karena
dianggap sebagai bencana alam.
12. Mohammad al-Tobaishi (Mantan Kepala Protokol Royal Court)
Mohammad
al-Tobaishi adalah mantan kepala protokol di Royal Court. Saat ini
dirinya memimpin Valia Investments Inc, sebuah perusahaan modal ventura.
13. Alwaleed al-Ibrahim (Pemilik Jaringan Televisi MBC)
Seorang
pengusaha Arab Saudi dan ketua Middle East Broadcasting Centre (MBC).
Dia adalah pemilik saluran TV komersial pertama yang sukses di Timur
Tengah. Dia sebelumnya menolak untuk menjual stasiun TV MBC-nya ke putra
mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman.
14. Saoud al-Daweesh (Mantan chief executive Saudi Telecom 7010.SE)
Saoud al-Daweesh adalah mantan CEO Saudi Telecom Company SJSC (7010.SE) pada 2009. Namun pada 2012, Saoud mengundurkan diri.
15. Saleh Kamel (Pengusaha)
Miliarder
Saudi yang memiliki kekayaan bersih per April 2016 diperkirakan
mencapai USD2,1 miliar. Dia adalah ketua dan pendiri Grup Dallah al
Baraka (DBHC), salah satu konglomerat terbesar di Timur Tengah. Dia juga
ketua Dewan Umum Bank Syariah dan Kamar Dagang Jeddah.
16. Mohammad al-Amoudi (Pengusaha)
Miliarder
keturunan Etiopia dan Arab Saudi. Pada 2016 oleh Forbes kekayaan
bersihnya ditaksir sekitar USD10,9 miliar. Dia juga tercatat sebagai
orang terkaya di Ethiopia, warga negara Arab Saudi terkaya kedua di
dunia dan orang kulit hitam terkaya kedua di dunia. Kekayaannya berasal
dari bisnis real estate dan minyak. Dia adalah investor asing individual
terbesar di Ethiopia dan investor besar di Swedia.
17. Khalid al-Mulheim (Mantan Direktur Jendral Saudi Arabian Airlines)
Konsolidasi kekuasaan putra mahkota ini memakan korban. Siapa saja mereka?
1. Pangeran Alwaleed bin Talal

Alwaleed bin Talal merupakan pemilik perusahaan investasi Kingdom Holding. Alwaleed ditangkap atas tuduhan pencucian uang, penyuapan, dan pemerasan pejabat. Majalah Forbes memperkirakan Alwaleed memiliki harta USD17 miliar atau sekitar Rp229,5 triliun (kurs Rp13.500/USD). Selain berinvestasi di Twitter dan Apple, ia juga mempunyai saham di bank Citygroup, jaringan hotel Four Seasons dan perusahaan media milik Rupert Murdoch, News Corporation. Di London, Pangeran Alwaleed adalah pemilik hotel mewah, Savoy.
2. Ibrahim al-Assaf (Mantan Menteri Keuangan Arab Saudi)

3. Pangeran Turki bin Abdullah (Mantan Gubernur Riyadh)

4. Pangeran Miteb bin Abdullah (Menteri Garda Nasional)

5. Pangeran Fahd bin Abdullah bin Mohammed al Saud (Mantan Wakil Menteri Pertahanan)

6. Pangeran Turki bin Nasser (Mantan Kepala Presidensi Meteorologi dan Lingkungan Hidup)

7. Adel Fakieh (Menteri Ekonomi)

8. Khalid al-Tuwaijiri (Mantan Ketua Pengadilan)

9. Amr al-Dabbagh (Mantan Gubernur Otoritas Investasi Umum Arab Saudi)

10. Abdullah al-Sultan (Komandan Angkatan Laut Saudi)

11. Bakr bin Laden (Chairman Saudi Binladin Group (SBG)

12. Mohammad al-Tobaishi (Mantan Kepala Protokol Royal Court)

13. Alwaleed al-Ibrahim (Pemilik Jaringan Televisi MBC)

14. Saoud al-Daweesh (Mantan chief executive Saudi Telecom 7010.SE)

15. Saleh Kamel (Pengusaha)

16. Mohammad al-Amoudi (Pengusaha)

17. Khalid al-Mulheim (Mantan Direktur Jendral Saudi Arabian Airlines)
Credit sindonews.com