Senin, 13 November 2017

Beli Sistem Rudal dari Rusia, Turki Dianggap Menghina NATO


Beli Sistem Rudal dari Rusia, Turki Dianggap Menghina NATO
Ilustrasi S-400. (UMNICK via WIkimedia Commons)


Jakarta, CB -- Turki merampungkan proses pembelian sistem peluru kendali S-400 dari Rusia, satu langkah yang dianggap sebagai penghinaan bagi aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Sudah selesai. Rudal S-400 sudah dibeli. Sekarang, kami tinggal mengurus rincian lainnya," ujar Menteri Pertahanan Turkim Nurettin Canikli, sebagaimana dikutip Reuters, Minggu (12/11).

Setelah proses pembelian rampung, belum ada komentar dari NATO. Namun sebelumnya, sejumlah pejabat NATO mengatakan bahwa keputusan Turki untuk membeli sistem rudal ini merupakan penghinaan bagi NATO.

Salah satu alasan blok tersebut menolak pembelian ini adalah karena S-400 tidak dapat diintegrasikan dengan semua sistem pertahanan NATO.


Pekan lalu, seorang komandan senior NATO pun menyatakan bahwa NATO akan terus menekan Turki untuk membeli senjata yang bisa diintegrasikan dengan sistem NATO.

Meski demikian, kini Turki mengatakan bahwa S-400 ini tidak akan berdiri sendiri. Mereka mengklaim bakal mengembangkan teknologi S-400 dalam kerangka konsorsium EUROSAM bersama Italia dan Perancis.

"Kami membuat kesepakatan awal dengan konsorsioum EUROSAM untuk mengembakan teknologi ini untuk memproduski dan menggunakan sumber daya kami sendiri untuk membuat sistem pertahanan," kata Canikli.


Canikli memang sudah menandatangani perjanjian bersama dengan Perancis dan Italia di Brusselss pada pekan lalu untuk memperkuat kerja sama proyek pertahanan, termasuk rudal.

Sebagai langkah awal, EUROSAM dan sejumlah perusahaan Turki akan mempelajari sebuah mekanisme berbasis sistem rudal SAMP-T yang diproduksi oleh EUROSAM. 







Credit  cnnindonesia.com