Rabu, 20 September 2017

Trump beri Korut peringatan keras di PBB


Trump beri Korut peringatan keras di PBB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (REUTERS/Yuri Gripas )




New York (CB) - Presiden AS Donald Trump menyampaikan peringatan keras bagi Korea Utara dalam pidatonya di sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di Markas Besar PBB di New York, Selasa.

Dalam penampilan pertamanya di panggung Debat Umum sejak terpilih menjadi Presiden AS awal tahun ini, Trump menyatakan ambisi Korea Utara dalam mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali jarak jauh merupakan ancaman bagi keamanan dunia.

"Amerika Serikat memiliki kekuatan dan kesabaran yang kuat namun jika negara ini terpaksa mempertahankan diri dan sekutu-sekutunya, kami tidak punya pilihan lain kecuali menghancurkan total Korea Utara," kata Trump.

Trump, yang menjadi pembicara kedua setelah Presiden Brazil Michel Temer, menyinggung tindakan Korea Utara yang diduga melakukan pembunuhan saudara kandung Kim Jong Un di bandara udara Malaysia dan juga dugaan penculikan gadis remaja Jepang untuk dijadikan tutor bahasa bagi mata-mata Korea Utara.

"Jika hal itu tidak cukup gila, sekarang ambisi Korea Utara yang tanpa lelah mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik mengancam seluruh dunia dengan korban yang tak bisa dibayangkan jumlahnya," kata Trump.

Trump juga menyebut Kim Jong Un sebagai "manusia roket yang sedang dalam misi bunuh diri bagi dirinya dan rezimnya".

Amerika Serikat siap dan bersedia, namun Trump berharap hal tersebut tidak perlu dilakukan karena memandang PBB sebagai organisasi negara-negara di dunia bisa meredam krisis di Semenanjung Korea.

"Mari kita lihat bagaimana mereka (PBB) bertindak. Sudah waktunya bagi Korea Utara untuk menyadari bahwa denuklirisasi adalah satu-satunya masa depannya yang bisa diterima," kata Trump.

Sebelumnya pada Senin (11/9), Dewan Keamanan PBB telah menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara terkait uji nuklir dan rudal balistik yang negara itu lakukan.

Di Debat Umum tersebut, Trump menyatakan apresiasinya kepada China dan Rusia, yang biasanya selalu memveto resolusi DK PBB, namun kali ini menyatakan berbaris bersama dengan AS dan para anggota DK PBB lainnya untuk menggugurkan Korut.


Credit  antaranews.com



Trump di PBB: AS Akan Hancurkan Korut Jika Terpaksa


Trump di PBB: AS Akan Hancurkan Korut Jika Terpaksa 
Presiden Donald Trump dengan lantang mengatakan di hadapan sidang Majelis Umum PBB bahwa AS akan menghancurkan Korea Utara jika terancam. (AFP Photo/Timothy A. Clary)



Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump dengan lantang mengatakan di hadapan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Amerika Serikat akan menghancurkan Korea Utara jika terancam.

"Amerika Serikat memiliki kekuatan dan kesabaran yang besar. Namun, jika kami terpaksa melindungi diri atau sekutu, kami tak punya pilihan lain selain benar-benar menghancurkan Korut," ujar Trump, sebagaimana dikutip AFP, Selasa (19/9).

Trump kemudian melontarkan ancaman langsung kepada pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, yang ia sebut sebagai "Pria Rudal".

"Pria Rudal sedang mengikuti misi bunuh diri, baik itu bagi dirinya sendiri dan rezimnya. AS siap, ingin, dan dapat [menyerang Korut], tapi saya harap ini tidak akan terjadi," kata Trump.


Hubungan kedua negara kian panas sejak awal tahun ini, ketika Kim menyampaikan pidato Tahun Baru dengan menyiratkan bahwa negaranya akan terus mengembangkan program rudal balistik antarbenua hingga dapat mencapai wilayah AS.

Setelah sejumlah uji coba rudal, Korut pun menyatakan siap menyerang Guam, wilayah AS di Pasifik, melalui jalur yang melewati Jepang. Kekhawatiran memuncak ketika Korut berhasil melakukan dua uji coba rudal yang melintasi langit Jepang.

Sikap Korut ini dianggap sebagai ancaman global terbesar sekarang ini. Meski demikian, sejumlah pengamat menganggap pernyataan Trump justru dapat menambah runyam situasi.


Pidato Trump di hadapan PBB ini memang menuai kontroversi. Dalam pidato berdurasi 42 menit itu, Trump menyerang banyak pihak, terutama Iran. Ia bahkan mengancam akan menghentikan kesepakatan nuklir dengan negara pimpinan Presiden Hassan Rouhani itu.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammed Javad Zarif, pun berkomentar melalui akun Twitter pribadinya, "Pidato kebencian Trump seperti pada abad pertengahan, bukan PBB pada Abad 21. Tidak layak dibalas. Empati palsu untuk warga Iran tidak bisa membodohi orang." 





Credit  cnnindonesia.com