Jumat, 29 September 2017

Qatar: Kami Tidak Akan Ekstradisi Al-Qaradawi



Qatar: Kami Tidak Akan Ekstradisi Al-Qaradawi
Qatar menolak untuk mengekstradisi Yusuf al-Qaradawi ke Mesir. Foto/Istimewa



DOHA - Qatar tidak akan mengekstradisi ulama Yusuf Al-Qaradawi ke Mesir karena dia bukan teroris tapi lawan politik. Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani.

Al-Qaradawi, ketua Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, dicari di Mesir karena dia adalah anggota Ikhwanul Muslimin yang sekarang dilarang.

"Al-Qaradawi tidak akan diekstradisi karena dia telah menjadi warga negara Qatar sejak tahun 1970an. Dia juga bukan teroris tapi lawan politik yang memiliki sudut pandang berbeda," tegas al-Thani seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (29/9/2017).

"Informasi yang membawa beberapa negara anggota Dewan Kerjasama Teluk dan Mesir untuk mengklasifikasikan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris tidak sesuai dengan informasi yang dimiliki Qatar. Karena itu, kami belum mendaftarkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris," lanjut al-Thani.

"Kami tuan rumah dari mereka yang dianggap sebagai lawan politik. Kami menjamu banyak orang lain dari berbagai negara dan bukan hanya dari Mesir," imbuhnya lagi.

"Kami tidak mengizinkan mereka (anggota Ikhwanul Muslimin) untuk terlibat dalam kegiatan politik di Qatar atau membawa negara kita sebagai titik awal untuk menghina atau menyerang negara mereka," jelas al-Thani.

Al-Thani mengatakan Doha tidak mendukung Ikhwanul Muslimin namun mendukung dan tetap mendukung rakyat Mesir. Karena alasan inilah Qatar belum menarik investasinya di Mesir yang jumlahnya mencapai sekitar USD20 miliar.

"Karena mereka melayani rakyat Mesir dan berkontribusi untuk menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi Mesir," terangnya.

"Qatar percaya bahwa jika Mesir tetap kuat, ini akan memberi dampak positif bagi dunia Arab," sambungnya.

Al-Thani menggambarkan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) sangat penting dan menjadi sumber stabilitas di wilayah. Dia juga menekankan bahwa Qatar tidak mungkin menarik diri dari Dewan Kerjasama Teluk.

Qatar akan tetap berkomitmen untuk melestarikan keamanan di Teluk, terlepas dari kenyataan bahwa negara-negara embargo membuat Dewan Kerjasama Teluk berisiko dengan melanggar prinsip-prinsipnya. 

"Namun, ada kebutuhan untuk mereformasi Dewan Kerjasama Teluk untuk menghormati kedaulatan negara-negara anggota dan untuk menghindari kebijakan terhadap negara-negara lain," ujar al-Thani.

Al-Thani mengulangi bahwa negaranya siap untuk sebuah dialog tanpa syarat untuk membahas tuntutan negara-negara embargo tanpa konsesi mengenai kedaulatannya.

Pada tanggal 5 Juni, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar atas dasar "dukungannya terhadap terorisme", sebuah tuduhan yang dibantah Doha dengan keras.






Credit  sindonews.com