MOSKOW
- Moskow menyalahkan kebijakan Amerika Serikat (AS) atas kematian
seorang jenderal Rusia di sekitar Deir ez-Zor, Suriah, akibat tembakan
mortir ISIS. Insiden tragis itu dianggap hasil dari kebijakan munafik AS
di Suriah.
Moskow tengah berduka atas kematian Letnan Jenderal Valery Asapov, salah satu penasihat militer senior yang ditugaskan untuk membantu pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Komentar Moskow ini disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov.
”Kematian komandan Rusia adalah harga yang dibayar dengan darah atas kebijakan munafik Amerika di Suriah," kata Ryabkov.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Asapov terluka parah akibat ledakan dari motir yang ditembakkan secara tiba-tiba oleh militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Jenderal Rusia itu akhirnya meninggal.
Menurut Ryabkov, Moskow khawatir bahwa ketika Washington mengklaim tertarik untuk memerangi teroris ISIS, namun menunjukkan hal yang sebaliknya. Rusia, lanjut dia, menginginkan pernyataan Washington tentang memerangi terorisme agar tidak bertentangan dengan tindakannya di lapangan.
Meski AS dan Rusia terus berseberangan dalam kebijakan di Suriah, Ryabkov menjamin kontak intensif kedua pihak masih dipertahankan.
Kementerian Pertahanan Rusia telah menerbitkan gambar udara yang menunjukkan peralatan pasukan khusus Angkatan Darat AS yang berada di Deir ez-Zor, di mana gerilyawan ISIS dikerahkan.
“Pasukan AS tidak menghadapi perlawanan dari militan ISIS, sementara posisi mereka tidak memiliki patroli skrining, yang dapat mengindikasikan bahwa mereka merasa benar-benar aman di wilayah tersebut,” kata kementerian tersebut.
Namun, Komando Pusat AS telah menolak tuduhan Rusia dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Russia Today.
”Tuduhan itu salah. Untuk keamanan operasional, kami tidak mengomentari operasi yang sedang berlangsung atau posisi saat ini dari personel koalisi dan pasukan mitra kami,” kata pihak Pasukan Gabungan Operasi Inherent Resolve.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert juga menolak tuduhan Moskow tersebut. ”Tidak memiliki dasar. Pernyataan pejabat Rusia tidak benar dan tidak membantu,” katanya, yang dilansir Selasa (26/9/2017).
Moskow tengah berduka atas kematian Letnan Jenderal Valery Asapov, salah satu penasihat militer senior yang ditugaskan untuk membantu pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Komentar Moskow ini disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov.
”Kematian komandan Rusia adalah harga yang dibayar dengan darah atas kebijakan munafik Amerika di Suriah," kata Ryabkov.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Asapov terluka parah akibat ledakan dari motir yang ditembakkan secara tiba-tiba oleh militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Jenderal Rusia itu akhirnya meninggal.
Menurut Ryabkov, Moskow khawatir bahwa ketika Washington mengklaim tertarik untuk memerangi teroris ISIS, namun menunjukkan hal yang sebaliknya. Rusia, lanjut dia, menginginkan pernyataan Washington tentang memerangi terorisme agar tidak bertentangan dengan tindakannya di lapangan.
Meski AS dan Rusia terus berseberangan dalam kebijakan di Suriah, Ryabkov menjamin kontak intensif kedua pihak masih dipertahankan.
Kementerian Pertahanan Rusia telah menerbitkan gambar udara yang menunjukkan peralatan pasukan khusus Angkatan Darat AS yang berada di Deir ez-Zor, di mana gerilyawan ISIS dikerahkan.
“Pasukan AS tidak menghadapi perlawanan dari militan ISIS, sementara posisi mereka tidak memiliki patroli skrining, yang dapat mengindikasikan bahwa mereka merasa benar-benar aman di wilayah tersebut,” kata kementerian tersebut.
Namun, Komando Pusat AS telah menolak tuduhan Rusia dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Russia Today.
”Tuduhan itu salah. Untuk keamanan operasional, kami tidak mengomentari operasi yang sedang berlangsung atau posisi saat ini dari personel koalisi dan pasukan mitra kami,” kata pihak Pasukan Gabungan Operasi Inherent Resolve.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert juga menolak tuduhan Moskow tersebut. ”Tidak memiliki dasar. Pernyataan pejabat Rusia tidak benar dan tidak membantu,” katanya, yang dilansir Selasa (26/9/2017).
Credit sindonews.com