Jumat, 29 September 2017

PM Abe Bubarkan Parlemen, Anggota DPR Jepang: Banzai!


Foto momen ketika Parlemen Jepang resmi dibubarkan (Foto: AP)
Foto momen ketika Parlemen Jepang resmi dibubarkan (Foto: AP)




TOKYO – Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, secara resmi telah membubarkan parlemen sehingga memulai kampanye nasionalnya. Namun usahanya agar terpilih lagi tampaknya akan dihadapkan oleh tantangan dalam bentuk sebuah partai baru bentukan Gubernur Tokyo.
Sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (29/9/2017) ketika ketua Parlemen Jepang membacakan surat resmi pembubaran, para anggota Majelis Rendah mengangkat tangan dan berteriak “Banzai”. Sekadar informasi, penggunaan kata banzai di Jepang acap kali untuk menyuarakan penyemangat serta panjang umur.

Bila sesuai jadwal maka pemilu di Jepang akan diadakan pada 22 Oktober 2017. Saat ini PM Jepang terus berusaha meraup pundi-pundi suara agar ia terpilih lagi dengan pendiriannya yang keras terhadap Korea Utara.

“Pertempuran sulit dimulai pada hari ini. Pemilu ini adalah mengenai bagaimana melindungi kehidupan para warga. Kita harus bekerjasama dengan masyarakat internasional ketika kita dihadapkan ancaman dari Korea Utara,” ujar Abe.
Ia meminta dukungan warga Jepang agar dapat menunjukkan diplomasi yang keras terhadap Korut. Sebab rezim Pemerintah Korea Utara tidak memperlihatkan keinginannya untuk mengakhiri program senjatanya yang hingga saat ini terus membahayakan Jepang.
Sang PM Jepang berjanji untuk melindungi warganya jika ia terpilih lagi. “Kita perlu berjuang untuk masa depan anak-anak kita,” tegas Abe.

Pengumuman pembubaran parlemen dan diadakannya pemilu dadakan oleh Abe sebenarnya mengejutkan banyak pihak di Jepang. Pengamat memandang bahwa hal ini dilakukannya demi memanfaatkan momentum ancaman Korea Utara sehingga meningkatkan dukungan terhadap Abe yang memiliki kebijakan keras terhadap Pyongyang.
Sayangnya langkah Abe dijegal oleh Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, yang menjadi sorotan publik dan media Jepang beberapa hari terakhir. Pasalnya, ia mengumumkan membentuk partai baru bernama “Harapan”.
Tanpa diduga, banyak para anggota parlemen yang secara perlahan memberikan dukungannya terhadap partai baru tersebut. Mereka memandang Partai Harapan memberikan kesempatan untuk para warga Jepang mendapatkan alternatif baru di dalam perpolitikan.
Partai oposisi Pemerintahan Abe, Partai Demokrat, disebut memilih tidak mengajukan kandidatnya untuk pemilu pada Oktober. Namun mereka memilih untuk menggabungkan kekuatannya dengan partai Koike.                                                    


Credit  okezone.com