Jumat, 29 September 2017

Dua panda raksasa bertolak dari Chengdu ke Jakarta


Dua panda raksasa bertolak dari Chengdu ke Jakarta
Giant Panda (Reuters)



Chengdu (CB) - Dua panda raksasa telah berangkat dari Wolong National Nature Reserve di Provinsi Sichuan, China barat daya, untuk sebuah proyek kerja sama penelitian selama 10 tahun dengan Indonesia.

Dua panda berusia tujuh tahun itu diterbangkan dari Chengdu ke Jakarta dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia pada Kamis pukul 04.00 waktu setempat, menurut laporan Xinhua.

Panda tersebut lahir di Ya'an Bifengxia, bagian dari Pusat Penelitian dan Konservasi China untuk Panda Raksasa di Sichuan.

Caitao, panda jantan, memiliki berat 127 kilogram, sementara panda betina, Huchun, berbobot 120 kilogram.

Petugas penjaga panda dan dokter hewan akan menemani mereka ke Indonesia.

Caitao dan Huchun akan tinggal di taman panda seluas 4.00 meter persegi di Taman Safari Indonesia, Jawa Barat.

Taman panda terletak 1.700 meter di atas permukaan laut untuk memastikan mereka berada pada ketinggian yang sama dengan tempat asal mereka, kata Jansen Manansang, direktur Taman Safari Indonesia.

Taman hewan tersebut mengirimkan beberapa dokter hewan terlatih dan penjaga hewan ke Wolong pada Agustus untuk mengenal panda.

Pembicaraan mengenai panda dimulai pada tahun 2010 saat China dan Indonesia merayakan hubungan diplomatik yang ke-60.

Sebuah nota kesepahaman ditandatangani oleh perwakilan China Wildlife Conservation Association dan Taman Safari Indonesia pada 1 Agustus tahun lalu di Guiyang, China.

Pusat Penelitian dan Konservasi China telah menjalin hubungan kerja sama penelitian dengan 14 kebun binatang di 12 negara dan wilayah.

Saat ini, sebanyak 33 panda raksasa telah berpartisipasi dalam proyek kerja sama penelitian dan 18 anak panda telah lahir di luar negeri, dengan 11 di antaranya telah dikembalikan ke China, demikian Xinhua.



Credit  antaranews.com




Panda Cai Tao-Hu Chun dikarantina di TSI


Panda Cai Tao-Hu Chun dikarantina di TSI
Seekor giant panda betina bernama Hu Chun berada di dalam kandang saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/9/2017). Pemerintah Indonesia melalui Taman Safari Indonesia mendapatkan peminjaman pengembangbiakan (breading loan) sepasang Giant Panda dari pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk sepuluh tahun ke depan. Sepasang panda tersebut bernama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)



Tangerang (CB) - Badan Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kementerian Pertanian akan memantau panda Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) asal Negeri Tirai Bambu yang baru tiba di Indonesia selama sebulan untuk proses karantina di Taman Safari Indonesia (TSI) 1 Bogor.

"Iya dokter hewan dari Taman Safari Indonesia yang melakukannya dan kita ikut memantau selama masa karantina di TSI Bogor. Ada tim yang memang disipakan untuk karantina kedua panda ini," kata Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kementerian Pertanian Mulyanto di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis.

Karantina panda Cai Tao yang berbobot 128 kilogram (kg) dan Hu Chun yang berbobot 113 kg ini, menurut Mulyanto, memang tidak dilakukan di bandara seperti satwa-satwa lainnya, tetapi langsung dilakukan di Rumah Panda Indonesia yang disiapkan TSI 1 Bogor:

Menurut Mulyanto, tim karantina setidaknya tiga hari sekali dalam satu bulan ke depan akan mendatangi TSI 1 Bogor.

Namun demikian ia mengatakan lamanya waktu karantina juga bisa berubah, tidak musti satu bulan. Bisa lebih lama sangat tergantung dengan kondisi fisik maupun psikis satwa endemik yang menjadi lambang satwa dari Negeri Tiongkok ini.

"Karantina pada dasarnya untuk mencari tahu kondisi satwa tersebut, mungkin saja panda jadi anoreksia atau tidak nafsu makan, atau mencret. Itu harus diantispasi," ujar dia.

Panda Cai Tao dan Hu Chun oleh pihak Taman Safari Indonesia telah disiapkan fasilitas Rumah Panda Indonesia yang berada di ketinggian 1.800 mdpl, di sebuah lingkungan alami terpadu yang meniru habitat alami panda raksasa di Tiongkok.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang menyambut langsung kedatangan sepasang panda di Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta bersama perwakilan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok mengatakan Pemerintah menunjuk TSI untuk menjalankan peminjaman pengembangbiakan (breeding loan) ini karena percaya lembaga konservasi ini mampu melakukannya.

"TSI sebelumnya juga mampu mengembangbiakkan Komodo, kita percaya juga mampu mengembangbiakkan panda," ujar dia.

Menurut dia, TSI sudah sangat baik mempersiapkan rumah bagi dua panda yang sama-sama lahir pada 2010 ini, dengan areal kurang lebih 1.300 meter persegi ditambah 10 hektare (ha) kebun bambu dengan 20 spesies sebagai pakan panda sejak 2014.





Credit  antaranews.com