Rabu, 27 September 2017

Sekjen PBB Khawatir Akan Dampak Buruk dari Referendum Kurdi



Sekjen PBB Khawatir Akan Dampak Buruk dari Referendum Kurdi
Sekjen PBB, Antonio Gutteres menyatakan kekhawatiran akan adanya dampak buruk dari referendum kemedekaan yang digelar pemerintah Kurdi Irak atau KRG. Foto/Reuters



NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres menyatakan kekhawatiran akan adanya dampak buruk dari referendum kemedekaan yang digelar pemerintah Kurdi Irak atau KRG. Dalam referendum yang berlangsung kemarin itu, diketahui lebih dari 70 persen warga Kurdi ingin merdeka dari Irak.

Gutters menuturkan, dia khawatir referendum itu akan membuat situasi di kawasan semakin tidak stabil. Dia kemudian menegaskan, persatuan Irak adalah salah satu syarat bagi stabilitas kawasan.

"Guterres menghormati kedaulatan, integritas teritorial dan kesatuan Irak dan merekomendasikan agar semua masalah yang ada untuk diselesaikan melalui dialog terstruktur dan kompromi yang membangun," kata juru bicaranya Gutters, Stephane Dujarric, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (26/9).

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam pemungutan suara referendum kemerdekaan Kurdi Irak. Dia membenarkan bahwa tentaranya sudah berada di perbatasan Irak-Turki. ”Siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” ujarnya.

Pemimpin Ankara ini sudah memperingatkan bahwa referendum kemerdekaan Pemerintah Otonom Kurdi dapat berakibat konsekuensi yang meluas untuk wilayah tersebut, termasuk aksi militer Turki dan blokade pipa minyak.

Dia menambahkan bahwa segala yang berkaitan dengan Irak dan Suriah yang menimbulkan ancaman bagi Turki, maka pihaknya akan menggunakan semua opsi. 




Credit  sindonews.com