Kamis, 16 Februari 2017

Ingkar Janji, AS Pakai Uranium saat Gempur ISIS di Suriah

 
Ingkar Janji, AS Pakai Uranium saat Gempur ISIS di Suriah
Pesawat tempur Amerika Serikat A-10 Thunderbolt II. Pesawat tipe ini digunakan AS untuk meluncurkan serangan amunisi uranium terhadap ISIS di Suriah. Foto / Wikipedia
 
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi penggunaan amunisi depleted uranium (DU) dalam dua serangan terhadap konvoi tanker minyak ISIS di Suriah timur. AS mengingkari janjinya yang tidak akan menggunakan senjata beracun kontroversial itu.

Militer AS mengakui lebih dari 5.000 amunisi DU ditembakkan dalam serangan udara terhadap konvoi tanker minyak kelompok Islamic State atau ISIS Deiz ez-Zour dan Hasakah, Suriah timur.

Juru bicara Komando Pusat AS (CENTCOM) Mayor Josh Jacques mengatakan sekitar 5.265 amunisi DU digunakan dalam dua serangan yang berlangsung pada bulan November 2015.

Ribuan amunisi beracun itu ditembakkan oleh pesawat A-10 dengan mesin meriam putar. Menurut Jacques, sekitar 350 truk tangki minyak ISIS hancur.

Pada bulan Maret 2015, juru bicara koalisi internasional anti-ISIS pimpinan AS John Moore mengatakan bahwa koalisi berjanji tidak akan menggunakan amunisi uranium selama menjalankan misi “Operation Resolve Inherent” di Irak dan Suriah. Pentagon kala itu menyatakan senjata berbahaya itu tidak diperlukan karena ISIS tidak memiliki tank yang dirancang anti-amunisi DU.

Menurut data militer AS, serangan dengan amunisi DU yang pertama terjadi pada tanggal 16 November 2015, di dekat Al-Bukamal, Provinsi Deir ez-Zor, dengan empat pesawat AS. Hasilnya, 46 kendaraan ISIS hancur. Sekitar 1.490 amunisi DU ditembakkan dalam serangan ini.

Serangan kedua terjadi pada 22 November 2015. Sebanyak 293 truk tangki minyak ISIS di wilayah gurun antara Deir ez-Zor dan Hasakah, hancur. Pada kesempatan ini, empat pesawat A-10 menembakkan 4.530 amunisi DU.

”Kombinasi Armored Piercing Incendiary (DU) dicampur dengan HEI digunakan untuk memastikan probabilitas yang lebih tinggi dari kehancuran armada truk ISIS pengangkut minyak terlarang,” kata Jacques kepada Russia Today, yang dikutip Rabu (15/2/2017).

Uranium menjadi senjata andalan militer AS karena memiliki ketangguhan yang luar biasa. Senjata dari uranium mampu menembus tank berat. Namun, partikel DU dapat mencemari tanah dan air di dekatnya. Dampaknya, bisa menyebabkan cacat lahir dan kanker bagi manusia atau hewan yang menghirup atau menelan partikel DU.



Credit  sindonews.com