Selasa, 28 Februari 2017

Melihat Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar di Dunia Milik Freeport

 
Melihat Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar di Dunia Milik Freeport Foto: Dok. detikFinance

Jakarta - Saat ini PT Freeport Indonesia sedang ramai jadi bahan pembicaraan, seputar perdebatan nasib investasinya di Papua. Di Papua, Freeport mengelola tambang bawah tanah penghasil emas dan tembaga terbesar di dunia.

detikFinance pada 2015 lalu pernah memperoleh kesempatan untuk berkunjung ke tambang bawah tanah tersebut. Freeport menyatakan, tambang bawah tanah miliknya adalah tambang berteknologi paling tinggi di dunia.

Lokasi tambang bawah tanah milik Freeport ini lokasinya persis di bawah tambang Grasberg yang legendaris. Cadangan emas dan tembaga di Grasberg akan habis pada tahun ini. Freeport mengembangkan tambang bawah tanah dan akan mengeluarkan investasi hingga US$ 15 miliar.

Namun perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini memerlukan kepastian perpanjangan kontrak yang akan habis 2021, menjadi diperpanjang hingga 2041. Karena pengembangan tambang bawah tanah ini menurut Freeport sampai lebih dari 2021.

Jarak tambang bawah tanah Freeport ini sekitar setengah jam dari kota Tembagapura, dengan jalur menanjak di pegunungan.

Saat ini sudah ada 3 tambang bawah tanah Freeport yang sudah beroperasi. Tambang bawah tanah itu Big Gossan, Deep Ore Zone (DOZ), dan Deep Mill Level Zone (DMLZ). Untuk Big Gossan saat ini produksinya sangat selektif dan tidak banyak.

Sementara DOZ, yang mulai beroperasi sejak 2010, produksi bijih (batuan mineral) yang mengandung tembaga, emas, dan peraknya mencapai 60.000 ton per hari. Puncaknya pernah mencapai 80.000 ton per hari.

Sementara Deep Mill Level Zone (DMLZ) jadi andalan di tambang bawah tanah Freeport, yang produksi perdananya dilakukan 15 September 2015.

Melihat Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar di Dunia Milik Freeport Foto: pool


Banyak yang berpikir tambang ini dibuat orang asing, karena Freeport adalah perusahaan asal Amerika Serikat (AS), ternyata tidak. Pekerja divisi tambang bawah tanah ini ada sekitar 4.000 karyawan. Dari jumlah itu, 98% karyawan lokal.

Bahkan menurut Freeport, 80% karyawan di divisi bawah ranah adalah anak-anak muda fresh graduate berumur di bawah 40 tahun.

Melihat Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar di Dunia Milik Freeport Foto: Dok. detikFinance

Tambang bawah tanah Freeport ini cukup besar, pintu masuk berupa dua terowongan yang muat dimasukkan mobil, bahkan truk besar. Banyak lorong-lorong terdapat di dalamnya. Lokasi tambang ini sekitar 1,6 km di bawah Grasberg yang ketinggiannya 4.200 mdpl.

Untuk keseluruhan jalan di tambang bawah tanah ini panjangnya 500 km, atau kira-kira seperti jarak Jakarta ke Surabaya. Tidak seperti tambang kuno yang dilihat di televisi. Tambang ini dilengkapi fasilitas-fasilitas ruang kantor, toilet bersih, bahkan hingga tempat ibadah berkapasitas ratusan orang. Ada masjid dan gereja yang dibuat berdampingan di tambang DLMZ.

Melihat Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar di Dunia Milik Freeport Foto: Dok. detikFinance


Mau masuk? Anda tidak bisa selonong begitu saja. Ada perlengkapan keamanan yang harus dipakai. Pertama, rompi berwarna oranye terang, sepatu boot karet, lalu topi dengan lampu dan sabuk yang dilengkapi dengan baterai lampu, serta alat keamanan yang bernafas yang bisa mengubah gas beracun menjadi oksigen bila ada gas beracun yang menyebar.

Di tambang ini juga dilengkapi ruang-ruang evakuasi berkapasitas ratusan orang, untuk menyelamatkan diri bila ada gas beracun.

Sistem ventilasi dibuat sedemikian rupa sehingga angin pegunungan bisa terus berhembus sejuk. Memang tak seangker yang dibayangkan. Hingga 2015 lalu, Freeport telah menggelontorkan investasi US$ 2,4 miliar atau sekitar Rp 32 triliun untuk tambang DLMZ ini.

DMLZ akan mencapai produksi puncaknya pada 2022 sebesar 80.000 ton bijih per hari dengan tenaga kerja 1.800 orang.

Selain DLMZ, Freeport juga akan mengembangkan tambang bawah tanah lain, yaitu GBC (Grasberg Block Caving). Tambang ini rencana berproduksi Juli 2017 hingga Desember 2040. Produksi puncaknya mencapai 160.000 ton bijih pada 2023. Ini akan melibatkan 2.450 orang tenaga kerja.

Belum sampai di situ, kecanggihan DLMZ ini juga terletak pada pengoperasian truk pengangkut bijih yang otomatis tanpa sopir.

Truk-truk ini dikendalikan dari kantor di atas permukaan, seperti bermain video game. Jumlah karyawan Freeport saat ini ada 30.004 orang, dari jumlah itu 97% merupakan orang Indonesia.

Melihat Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar di Dunia Milik Freeport  
Foto: Dok. detikFinance





Credit  finance.detik.com