Selasa, 28 Februari 2017

Abu Sayyaf penggal sandera asal Jerman


 
Abu Sayyaf penggal sandera asal Jerman
Mei tahun lalu Abu Sayyaf juga menyandera untuk kemudian membebaskan warga Indonesia . (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa) 
 
Kairo, Mesir (CB) - Kelompok militan Abu Sayyaf hari ini memposting video yang menunjukkan pemenggalan seorang pria yang diidentfikasi sebagai sandera asal Jerman yang ditangkap kelompok in  November tahun silam.

Video itu diposting ulang oleh kelompok pemonitor militansi, SITE, yang memperlihatkan seorang militan membunuh sandera tua dari Jerman. SITE mengidentifikasi korban sebagai Jurgen Kantner.

Abu Sayyaf diyakini menyandera sejumlah sandera dan membebaskan beberapa di antaranya dengan bayaran.

Tenggat waktu Kantner untuk pembayaran sandera telah habis kemarin Minggu, kata SITE seperti dikutip Reuters.



Credit  antaranews.com



Ini Alasan Abu Sayyaf Penggal Sandera Asal Jerman

Ini Alasan Abu Sayyaf Penggal Sandera Asal Jerman
Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay, Kanter dieksekusi bukan karena uang tebusan tidak dibayar. Namun, Kanter dieksekusi karena pria separuh baya itu sakit-sakitan. Foto/The Star
 
MANILA - Kelompok Abu Sayyaf Filipina pimpinan Muammar Askali alias Abu Rami dilaporkan telah mengeksekusi penggal Jeurgen Kantner, sandera asal Jerman. Awalnya, eksekusi Kanter disebut-sebut karena Jerman enggan membayar uang tebusan sebesar 30 juta peso atau sekitar Rp7,9 miliar.

Namun, menurut  Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay, Kanter dieksekusi bukan karena uang tebusan tidak dibayar. Namun, Kanter dieksekusi karena pria separuh baya itu sakit-sakitan.

"Seorang sandera Jerman rupanya dipenggal oleh kelompok Abu Sayyaf yang terkait dengan ISIS mungkin telah dibunuh karena dia sakit," kata Yasay dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (27/2).

Kanter dan istrinya Sabine Merz berlayar di perairan Malaysia, ketika mereka diculik Abu Sayyaf pada 5 November 2016. Sabine Merz kemudian dibunuh dan Kantner disandera.

Sementara itu, Yasay kemudian mengatakan Filipina sedang mencari bantuan teknologi dari sekutu-sekutunya untuk menentukan lokasi sandera yang tersisa, dan akan teguh pada kebijakan tidak akan membayar uang tebusan untuk sandera.

"Kami akan melakukan operasi kami untuk memastikan kami memberikan semua yang kami mampu untuk menyelamatkan nyawa para sandera, dan tugas ini tidak mudah. Tapi, kami siap untuk menghancurkan mereka ketika kesempatan datang," tukasnya.



Credit  sindonews.com