
Mei tahun lalu Abu Sayyaf juga menyandera untuk kemudian membebaskan warga Indonesia . (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Video itu diposting ulang oleh kelompok pemonitor militansi, SITE, yang memperlihatkan seorang militan membunuh sandera tua dari Jerman. SITE mengidentifikasi korban sebagai Jurgen Kantner.
Abu Sayyaf diyakini menyandera sejumlah sandera dan membebaskan beberapa di antaranya dengan bayaran.
Tenggat waktu Kantner untuk pembayaran sandera telah habis kemarin Minggu, kata SITE seperti dikutip Reuters.
Credit antaranews.com
Ini Alasan Abu Sayyaf Penggal Sandera Asal Jerman

Namun, menurut Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay, Kanter dieksekusi bukan karena uang tebusan tidak dibayar. Namun, Kanter dieksekusi karena pria separuh baya itu sakit-sakitan.
"Seorang sandera Jerman rupanya dipenggal oleh kelompok Abu Sayyaf yang terkait dengan ISIS mungkin telah dibunuh karena dia sakit," kata Yasay dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (27/2).
Kanter dan istrinya Sabine Merz berlayar di perairan Malaysia, ketika mereka diculik Abu Sayyaf pada 5 November 2016. Sabine Merz kemudian dibunuh dan Kantner disandera.
Sementara itu, Yasay kemudian mengatakan Filipina sedang mencari bantuan teknologi dari sekutu-sekutunya untuk menentukan lokasi sandera yang tersisa, dan akan teguh pada kebijakan tidak akan membayar uang tebusan untuk sandera.
"Kami akan melakukan operasi kami untuk memastikan kami memberikan semua yang kami mampu untuk menyelamatkan nyawa para sandera, dan tugas ini tidak mudah. Tapi, kami siap untuk menghancurkan mereka ketika kesempatan datang," tukasnya.
Credit sindonews.com