Senin, 20 Februari 2017

Senator AS Berniat Ajukan Sanksi Baru untuk Iran

 
Senator AS Berniat Ajukan Sanksi Baru untuk Iran
Senator AS berniat ajukan sanksi baru terhadap Iran terkait uji coba rudal balistik. Foto/Istimewa
 
MUNICH - Seorang senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik berencana untuk memperkenalkan undang-undang baru untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Iran. Ia menuding Iran telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan menguji rudal balistik dan "mengacaukan" Timur Tengah.

"Saya pikir sekarang saatnya bagi Kongres untuk menjatuhkan sanksi secara langsung kepada Iran atas apa yang mereka lakukan di luar program nuklir," kata Senator Lindsey Graham, anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, dalam Konferensi Keamanan Munich dikutip dari Reuters, Senin (20/2/2017).

Graham mengatakan ia dan senat Partai Republik lainnya akan memperkenalkan langkah-langkah untuk membuat Iran bertanggung jawab atas tindakannya.

Ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak uji coba rudal balistik Iran. Uji coba ini membuat pemerintahan Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas terkait dengan tentara Pengawal Revolusi Iran.

"Iran adalah aktor yang buruk dalam arti kata terbesar ketika datang ke wilayah tersebut. Untuk Iran, saya katakan, jika Anda ingin kami memperlakukan Anda berbeda berhenti membangun rudal, menguji coba mereka menentang resolusi PBB dan menulis 'Death to Israel' di rudal. Itu pesan campuran," kata Graham.


Credit  sindonews.com


Respon Sanksi AS, Iran Gelar Latihan Militer

Respon Sanksi AS, Iran Gelar Latihan Militer
Garda Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan akan melakukan latihan militer dalam skala yang cukup besar dalam waktu dekat. Foto/Istimewa
 
TEHERAN - Garda Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan akan melakukan latihan militer dalam skala yang cukup besar dalam waktu dekat. Latihan militer ini adalah respon atas sanksi baru yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.

Seorang petinggi IRGC, Jenderal Mohammad Pakpour menyatakan, latihan militer itu akan dinamai "Grand Prophet 11", dan dijadwalkan akan berlangsung pada pekan depan.

"Latihan militer itu akan digelar pada Senin, dan akan berlangsung selama tiga hari," kata Pakpour dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (19/2).

Dia kemudian mengatakan, dalam latihan militer itu Iran juga akan melakukan uji coba sejumlah rudal. Namun, dia enggan menyebutkan rudal-rudal apa saja yang akan di ujicoba dalam latihan tersebut.

Ini akan menjadi latihan militer kedua yang dilakukan Iran di bulan Februari. Awal bulan ini, Iran melakukan latihan militer yang bertujuan untuk memamerkan kekuatan IRGC, dan untuk mengabaikan sanksi pertama yang dijatuhkan pemerintahan AS di bawah pimpinan Donald Trump.

Kemarin, Trump kembali mengumumkan satu set baru sanksi terhadap Iran sebagai tanggapan atas uji coba rudal balistik yang dilakukan sebelumnya pada bulan Januari.


Credit  sindonews.com