Senin, 27 Februari 2017

Intelijen Korut Operasikan Perusahaan Senjata di Malaysia


 
Intelijen Korut Operasikan Perusahaan Senjata di Malaysia  
Di sudut daerah Little India di Kuala Lumpur, berdiri sebuah gedung kumuh. Di lantai dua gedung tersebut, perusahaan alat militer bernama Glocom mendirikan kantornya. (Reuters/Ebrahim Harris)
 
Jakarta, CB -- Setelah kematian Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Jong-un, di bandara Kuala Lumpur dua pekan lalu, berbagai operasi rahasia Korea Utara di luar negeri mulai terkuak. Kini dilaporkan, Korut memiliki pabrik senjata rahasia di Malaysia.

Di sudut daerah Little India di Kuala Lumpur, berdiri sebuah gedung kumuh. Di lantai dua gedung tersebut, perusahaan alat militer bernama Glocom mendirikan kantornya.

Reuters melaporkan, Glocom merupakan perusahaan yang dioperasikan oleh agen intelijen Korut. Perusahaan ini menjual peralatan radio perang yang sebenarnya sudah dilarang dalam sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Alamat serta jenis barang yang dijual Glocom sebenarnya tercantum dalam situs resmi, glocom.com.my. Namun sejak tahun lalu, situs tersebut sudah ditutup.

Perusahaan itu memang tidak terdaftar di Malaysia. Namun, dua perusahaan Malaysia dengan pemegang saham asal Korut mendaftarkan situs resmi Glocom pada 2009 lalu.

Menurut draf laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dilihat Reuters, Glocom memang menjalankan bisnis. Kegiatan itu terpantau oleh PBB.

Pada Juli lalu, paket barang berisi peralatan komunikasi militer dikirim dari China melalui Eritrea, tapi berhasil dihentikan. Di antara peralatan yang disita, terdapat 45 kotak radio perang dan akesoris lainnya berlabel "Glocom" atau singkatan dari Global Communication Co.

Pan Systems

Draf laporan PBB itu menyatakan, Glocom dioperasikan oleh Biro Pengakuan Umum (RGB), insitusi intelijen Korut yang mengawasi semua operasi penyamaran mata-mata di luar negeri. Di lapangan, Glocom dioperasikan oleh perusahaan basis Singapura, Pan Systems.

Direktur Pengatur Pan Systems, Louis Low, mengatakan bahwa perusahaannya memang sempat memiliki kantor di Pyongyang sejak 1996 silam. Namun, mereka sudah memutus hubungan dengan Korut pada 2010.

"Mereka menggunakan nama Pan Systems dan mengatakan bahwa itu merupakan perusahaan asing, tapi mereka mengoperasikan semuanya sendiri," ujar Low kepada Reuters.

Namun menurut seorang sumber, salah satu direktur Pan Systems adalah Ryang Su Nyo. Ia secara rutin melapor kepada Kantor Penghubung 519, salah satu departemen di RGB.

Penyelundupan uang

Ryang dilaporkan sering berkunjung ke Singapura dan Malaysia untuk bertemu dengan perwakilan Pan Systems.

Dalam satu perjalanan pada Februari 2014 lalu, Ryang dan dua warga Korut lain ditahan di Malaysia karena menyelundupakn US$450 ribu melalui bea cukai bandara Kuala Lumpur.

Ketiga warga Korut itu mengaku kepada otoritas Malaysia, mereka bekerja untuk Pan Systems dan uang itu merupakan milik Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur.
PBB: Korut Operasikan Perusahaan Senjata di Malaysia 
Ketiga warga Korut itu mengaku kepada otoritas Malaysia, mereka bekerja untuk Pan Systems dan uang itu merupakan milik Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur. (AFP Photo/Manan Vatsyayana)

Jaksa Agung Malaysia memutuskan untuk tidak menuntut ketiga orang itu karena kurang bukti. Setelah Kedubes Korut mengklaim uang tersebut sepekan kemudian, ketiga orang itu diizinkan pergi.

Hubungan dengan politik Malaysia

Betapa pun kuat fondasi Glocom, bisnis mereka tak akan lancar tanpa dukungan dari politisi lokal. Menurut draf laporan PBB itu, salah satu rekan awal Glocom adalah Mustapha Ya'akub, seorang anggota senior partai berkuasa di Malaysia, UMNO.

Sebagai sekretaris biro hubungan internasional dari sayap pemuda UMNO sejak 1990-an, Mustapha sudah menjalin hubungan politik dengan negara-negara seperti Iran, Libya, dan Korut.

Merujuk pada laporan Reuters, kantor Glocom di Little India sendiri dulu pernah menjadi markas perusahaan milik Pemuda UMNO.
PBB: Korut Operasikan Perusahaan Senjata di Malaysia 
Ilustrasi kantor UMNO. (Uwe Aranas via Wikimedia (CC-BY-SA-3.0))
Mustapha sendiri mengakui bahwa ia pernah berhubungan dengan Glocom. Namun, ia tidak mengetahui bisnis yang kini dijalankan oleh Glocom.

Terlepas dari keengganan berbagai pihak untuk mengungkap informasi mengenai Glocom, sebenarnya keterangan mengenai perusahaan itu sebenarnya dianggap sudah cukup jelas terlihat dari sejumlah foto di situs resminya.

Sebut saja sebuah foto yang menunjukkan seorang pekerja pabrik sedang mencoba sistem radio Glocom. Sebuah plakat di dekat pekerja itu menyatakan bahwa ia merupakan peraih The Model Machine No. 26 Prize, penghargaan yang diberikan oleh Kim Jong-il.




Credit  CNN Indonesia