Senin, 20 Februari 2017

Saudi dan Israel Kompak Nyatakan Iran Ancaman Utama


 
Saudi dan Israel Kompak Nyatakan Iran Ancaman Utama
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman (kiri) dan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir, berpidato di Konferensi Keamanan Munich, Jerman, Minggu (19/2/2017). Foto / REUTERS
 
MUNICH - Arab Saudi dan Israel pada hari Minggu kompak menyatakan Iran sebagai ancaman utama bagi stabilitas regional. Namun, Saudi tidak menjawab ajakan Israel untuk berkoalisi.

Persamaan pandangan antara Saudi dan Israel soal Iran itu muncul dalam Konferensi Keamanan Munich di Jerman. Penilaian tentang Iran disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman dan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir.

Jubeir berbicara setelah Liberman dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlet Cavusoglu berbicara tegas menolak seruan baru Iran untuk dialog bersama. Mereka, dalam konferensi, menyatakan bahwa Republik Islam Iran sedang mencoba untuk ”upend the order” di Timur Tengah dan menginginkan kehancuran bagi Arab Saudi.

”Iran berbicara tentang ingin membuka lembaran baru, ingin melihat ke depan, bukan ke belakang. Ini bagus, tapi bagaimana dengan sekarang?,” tanya Jubeir.”Kita tidak bisa mengabaikan apa yang mereka lakukan di wilayah tersebut,” lanjut dia mengacu pada sepak terjang Iran di Timur Tengah dan sekitarnya, seperti dikutip Reuters, Senin (20/2/2017).

Jubeir menyebut Teheran sudah merajalela dalam mendukung terorisme dan campur tangan dalam urusan negara lain.”Ketika kita melihat wilayah, kita melihat tantangan yang berasal dari Iran, yang tetap negara sponsor terorisme terbesar di dunia,” ucap Jubeir, yang tak percaya Iran menerapkan prinsip-prinsip bertetangga baik. ”Kami melihat negara sponsor terorisme bertekad untuk ‘upend the order’ di Timur Tengah.”

Komentar Jubeir muncul setelah Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif dalam forum yang sama, di mana dia mengajak negara-negara Teluk bersatu hadapi kecemasan.”Kita harus mengatasi masalah umum dan persepsi yang telah melahirkan kecemasan dan tingkat kekerasan di wilayah tersebut,” ujar Zarif.

Sementara itu, Liberman membela Saudi dengan menuduh Iran berniat ingin menghancurkan Saudi dan Israel.

“Kita tidak bisa mengabaikan konstitusi mereka yang menyerukan untuk ekspor revolusi. Bagaimana seseorang dapat menangani sebuah bangsa yang berniat untuk menghancurkan kita?,” ujar Liberman.

”Jika Anda bertanya kepada saya, 'Apa kabar terbesar di Timur Tengah?’ Saya pikir (untuk) pertama kalinya sejak tahun 1948 di dunia Arab moderat, dunia Sunni, memahami bahwa ancaman terbesar bagi mereka bukan Israel, bukan Yahudi dan bukan Zionisme, namun Iran dan proxy Iran,” ucap Liberman, menunjuk ke Hizbullah di Libanon, Jihad Islam di Jalur Gaza dan milisi Houthi di Yaman yang dia sebut sebagai kaki tangan Iran dalam perang proxy.

Liberman lantas mengajak Saudi dan negara-negara Teluk untuk berkoalisi. Namun, ajakan itu tidak dijawab Menlu Jubeir.



Credit  sindonews.com



Saudi Sebut Iran Negara Penyokong Terorisme Terbesar

Saudi Sebut Iran Negara Penyokong Terorisme Terbesar
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menyatakan Iran adalah negara pendukung terorisme terbesar di dunia. Foto/Reuters

MUNICH - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir menyatakan, Iran adalah negara pendukung terorisme terbesar di dunia. Menurutnya, Iran adalah salah satu penyebab tidak stabilnya situasi di kawasan.

Pernyataan Jubeir ini merupakan respon atas undangan dialog yang disampaikan oleh Iran. Dia menegaskan, Saudi tidak akan mau melakukan dialog dengan negara yang memiliki tujuan untuk mengubah tatanan di Timur Tengah.

"Iran tetap menjadi sponsor utama tunggal terorisme di dunia," kata Adel al-Jubeir saat menyampaikan pidato di depan Konferensi Keamanan Munich, seperti dilansir Reuters pada Minggu (19/2).

"Mereka memiliki tujuan untuk membalikan situasi di Timur Tengah. Dan, kecuali Iran mengubah perilakunya itu, akan sangat sulit untuk berurusan dengan negara seperti ini," sambungnya.

Jubeir juga mengatakan, Iran menopang pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad, mendanai separatis Houthi di Yaman dan kelompok-kelompok kekerasan di seluruh wilayah. Dia mengatakan, masyarakat internasional membuat garis merah untuk menghentikan tindakan Iran.



Credit  sindonews.com