Jumat, 17 Februari 2017

Diminta Jadi Penasihat Keamanan Trump, Purnawirawan Ini Ogah

 Diminta Jadi Penasihat Keamanan Trump, Purnawirawan Ini Ogah
Robert S. Harward. U.S. Marines/Handout via REUTERS
 
CB, Washington—Setelah Direktur Keamanan Nasional (NSA) Presiden Amerika Serikat, Michael Flynn, dipecat karena terlibat skandal telepon dengan Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, posisinya hingga kini masih lowong.

Namun, seorang purnawirawan Admiral Angkatan Laut dengan tegas menolak ketika Donald Trump menawarinya jabatan bergengsi tersebut.

Seperti dilansir BBC, Jumat 17 Januari 2017, Robert S. Harward, menjadi tokoh yang paling digadang-gadang untuk menggantikan Flynn sebagai penasihat keamanan nasional.

 

Tapi Harward menolak tawaran ini dengan alasan masalah keluarga dan komitmen keuangan.

“Tawaran Presiden Trump sangat mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan saya baik secara profesional maupun personal. Tapi saya terpaksa menolak, betul-betul karena masalah personal,” kata Harward kepada the Associated Press.

Pria berusia 60 tahun ini kini tinggal di Abu Dhabi sebagai Direktur Lockheed Martin, perusahaan kontraktor keamanan Amerika Serikat.

Namun sejumlah media AS melaporkan hal berbeda.

Dalam akun Twitternya, penyiar stasiun televisi CNN, Jake Tapper menyebut seorang kawan Harward mengatakan tawaran itu ditolak karena,” Gedung Putih saat ini terlihat sangat berantakan. Tawaran ini seperti roti lapis yang busuk.”

Selain Harward, tawaran ini juga diberikan kepada purnawirawan jenderal David Petraeus dan penjabat penasihat keamanan nasional, Keith Kellogg.

Tawaran terhadap Petraeus, bekas Direktur CIA, cukup mencengangkan karena yang bersangkutan masih menjalani hukuman percobaan setelah terbukti bersalah membocorkan rahasia negara kepada penulis biografi sekaligus selingkuhannya.

Flynn yang juga bekas letnan jenderal Angkatan Darat, terlempar dari pemerintahan Trump setelah mengakui membahas sanksi Rusia dengan perwakilan Moskow di Washington, Sergei Kislyak, selama masa kampanye.

Setelah sempat membantah, Flynn akhirnya mengakui dan mundur. Anggota Republik di Senat kini tengah menyelidiki dugaan pelanggaran hukum terkait Flynn.



Credit  TEMPO.CO