Jumat, 17 Februari 2017

Parlemen AS berencana selidiki hubungan Trump-Rusia


 
Parlemen AS berencana selidiki hubungan Trump-Rusia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS/Kevin Lamarque)
 
Washington (CB) - Masalah "hubungan gelap" orang dekat Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Rusia terus meluas pada Rabu setelah sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik menuntut penyelidikan atas persoalan tersebut.

Sebelumnya, Trump memaksa penasihat keamanan nasional, Michael Flynn, mundur setelah terbukti membicarakan sanksi Washington kepada Kremlin dengan Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat sebelum Trump resmi menjabat presiden.

Dalam menanggapi temuan itu, senator berpengaruh dari Partai Republik, John McCain dan Lindsey Graham, menyatakan prihatin. Tekanan juga muncul dari kepala Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Bob Corker, yang selama ini menjadi pendukung utama Trump.

Corker mengatakan bahwa skandal Rusia mengancam agenda politik internasional Trump. Dia mempertanyakan kemampuan Gedung Putih menyelesaikan persoalan itu dan mendesak Flynn bersaksi di Kongres.

"Kita harus menyelesaikan persoalan Rusia ini secepatnya. Mungkin saja ada hal-hal yang jauh lebih dalam dari yang kita duga," kata Corker kepada MSNBC.

Sementara itu, kubu oposisi, Partai Demokrat, meminta penyelidikan independen atas kemungkinan adanya jalur komunikasi gelap antara Flynn dengan pemerintah Rusia.

Tokoh Demokrat yang paling berpengaruh di Senat, Chuck Schumer, mengatakan bahwa Jaksa Agung Jeff Sessions, yang merupakan orang dekat Trump, tidak boleh terlibat dalam investigasi tersebut.

Tokoh dari Komite Judisial Senat, baik dari Partai Republik maupun Demokrat, telah meminta Sessions dan Direktur FBI James Comey untuk mengirim dokumen dan menjelaskan lebih lanjut terkait undur diri Flynn.

Sementara itu, Senator Lindsey Graham meminta penyelidikan Kongres yang lebih luas dengan melibatkan kedua partai utama. Dia ingin mengetahui apakah tim kampanye Trump telah berkomunikasi dengan Rusia.

Sebelumnya, badan intelejen Amerika Serikat telah menyimpulkan bahwa Rusia telah terlibat dalam peretasan surat elektronik petinggi Demokrat menjelang pemilihan presiden sebagai upaya untuk memenangkan Trump.

Pada saat ini, FBI bersama sejumlah badan intelejen lain tengah menyelidiki apakah ada hubungan antara Trump dan tim kapanyenya dengan mata-mata Rusia atau pihak lain yang punya hubungan dengan pemerintahan negara tersebut.

Baru-baru ini, FBI meminta keterangan Flynn terkait pembicaraan telepon antara dia dengan duta besar Rusia di Washington.

Sejumlah sumber mengatakan bahwa hingga kini, belum ada bukti ada persekongkolan Rusia dengan tim kampanye Trump. Mereka juga belum menemukan bukti tindakan kejahatan Flynn atau orang lain dekat Trump, demikian Reuters.




Credit  antaranews.com