Jumat, 24 Februari 2017

FBI Tolak Permintaan Gedung Putih Tampik Laporan Trump-Rusia


 
FBI Tolak Permintaan Gedung Putih Tampik Laporan Trump-Rusia  
Direktur FBI, James Comey, menolak berkomentar karena kasus kontak Rusia dan tim Trump ini masih dalam tahap penyelidikan. (Gary Cameron)
 
Jakarta, CB -- Badan Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) menolak permintaan Gedung Putih untuk menampik laporan media mengenai kontak antara tim Donald Trump dan Rusia selama masa kampanye.

Sejumlah pejabat AS membocorkan kepada CNN, Gedung Putih sempat meminta bantuan FBI dan beberapa badan lain untuk mengatakan di hadapan publik bahwa pemberitaan mengenai tim kampanye Trump dan Rusia itu salah.

Seorang pejabat mengatakan, permintaan langsung dari pemerintah kepada FBI ini sangat janggal. Pasalnya, selama ini AS memegang teguh aturan yang melarang kontak langsung dengan FBI selama penyelidikan masih berlangsung.

Menurut seorang aparat hukum, komunikasi langsung ini bermula ketika Kepala Staf Gedung Putih, Reince Priebus, bertemu dengan Wakil Ketua FBI, Andrew McCabe, di sela sebuah rapat, sehari setelah laporan mengenai kontak tim Trump dengan Rusia semasa kampanye itu dilansir oleh The New York Times.

Namun seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, justru McCabe yang pertama kali menghubungi Priebus sebelum rapat berlangsung. Menurut pejabat itu, McCabe mengatakan bahwa pemberitaan di The New York Times itu jauh melebih-lebihkan dari apa yang diketahui oleh FBI.

Pejabat itu menuturkan, Priebus kemudian menghampiri McCabe dan Direktur FBI, James Comey, di sela rapat untuk meminta badan investigasi itu berbicara kepada para wartawan mengenai latar belakang sebenarnya dari kasus tersebut.

Comey sendiri menolak berkomentar karena kasus kontak Rusia dan tim Trump ini masih dalam tahap penyelidikan. Seorang pejabat FBI mengatakan, Comey tak akan berkomentar hingga penyelidikan menemui titik terang.

Laporan The New York Times ini menjadi pergunjingan besar di AS. Pasalnya, tim kampanye Trump disebut berkomunikasi secara intens dengan berbagai pemangku kepentingan di Rusia, termasuk mata-mata, pada musim panas 2016.

Senat membentuk panel khusus yang bekerja sama dengan FBI untuk menyelidiki dugaan kontak tim Trump dengan Rusia ini. Sejak dibentuk pada pertengahan Februari, panel ini mengaku sudah mengantungi banyak informasi yang dapat menjawab pertanyaan publik.

"Publik ingin mengetahui apakah Presiden memiliki hubungan personal dan finansial dengan pemerintah Rusia," kata anggota Komite Intelijen Parlemen AS, Eric Swalwell.



Credit  cnnindonesia.com