Perancis membatalkan penjualan kapal
kelas-Mistral ke Rusia menyusul sanksi atas pencaplokan Crime dari
Ukraina, lalu menjualnya ke Mesir. (Reuters/Stephane Mahe)
Diberitakan Sputnik, Selasa (10/11), penandatanganan penjualan dua kapal kelas-Mistral dilakukan oleh pejabat kedua negara dan disaksikan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Perdana Menteri Perancis Manuel Valls di Paris.
Dua kapal itu rencananya akan dijual seharga 1,163 miliar euro atau lebih dari Rp17,1 triliun kepada Rusia oleh Perancis. Pemerintah Paris membatalkan penjualan setelah Moskow dijatuhi sanksi oleh Barat.
Kapal perang kelas-Mistral dengan landasan helikopter bernama Vladivostok rencananya akan dikirim ke Rusia pada 2014. Kapal lainnya, Sebastopol rencananya akan dikirim pada 2016.
Sebelumnya ada beberapa opsi untuk mengatasi masalah ini, yaitu tetap menjualnya ke Rusia, menjualnya ke negara lain, atau memusnahkannya. Ada beberapa negara yang tertarik membelinya selain Mesir, yaitu China, Singapura dan Kanada.
Pemerintah Vladimir Putin memperingatkan untuk tidak menjualnya ke negara lain karena kapal itu dibuat dengan spesifikasi khusus yang mencakup rahasia alat pertahanan negara Rusia.
Dikutip dari International Business Times, Rusia menawarkan Mesir helikopter khusus yang spesifikasinya cocok dengan kapal perang Mistral tersebut sesaat setelah mengetahui rencana kesepakatan pemerintah Kairo dengan Perancis. Selain helikopter, Rusia juga menawarkan tambahan persenjataan lainnya untuk kapal perang itu.
"Rusia akan, jika mau, menjadi subkontraktor yang memasok semua perangkat yang hilang dari kapal itu dan semua helikopternya. Tanpanya, kapal itu hanya kaleng," kata kepala staf Kremlin Sergei Ivanov Oktober lalu.
Namun hingga kini Mesir belum menghubungi Rusia untuk menjawab tawaran tersebut. Perusahaan pembuat teknologi di kapal Mistral itu, Rostec, mendesak Mesir melucuti semua sistem Rusia di kapal itu jika tidak membeli helikopter dari Moskow
Credit CNN Indonesia