Rabu, 01 Juli 2015

Tanpa Perang, Pertumbuhan Ekonomi AS Melambat

Tanpa Perang, Pertumbuhan Ekonomi AS Melambat (Foto: Sputnik)
Tanpa Perang, Pertumbuhan Ekonomi AS Melambat (Foto: Sputnik)
WASHINGTON  (CB) - Pengamat politik asal Belgia dan direktur pusat penelitian geopolitikal Euro Rus, Kris Roman mengatakan, Amerika Serikat (AS) berulang kali mengkritik Eropa soal kontribusi kecil pada anggaran NATO. AS mengatakan, Uni Eropa (UE) menghemat anggaran pengeluaran militer.
"Bagi AS, kebijakan UE tidak bisa diterima sebab seluruh perekonomian di negara tersebut berasal dari kegiatan militer. Untuk menjaga pertumbuhan ekonominya, AS memerlukan perang setiap empat tahun sekali. Jika tidak, perekonomian mereka akan melambat. Hal ini bukan rahasia lagi," ujar Roman, sebagaimana dilansir Sputnik, Selasa (30/6/2015).
"Namun, AS tidak dapat berperang sendiri, dia memerlukan sekutu-sekutu boneka. Namun, anggota NATO, yang kebanyakan sedang mengalami krisis, tidak bisa meningkatkan alokasi anggaran militer. Maka itu, Eropa berada di bawah tekanan AS," pungkasnya.
Roman mengatakan, selama 25 tahun setelah runtuhnya Uni Soviet, NATO tidak pernah lupa mengenai ide menyerang Rusia. Dia percaya bahwa dengan runtuhnya Uni Soviet, NATO seharusnya dibubarkan. Namun menurut dia, entah bagaimana negara-negara anggota NATO semakin berkembang hingga seluas semesta hanya karena moto 'Rusia segera datang' kembali relevan.


Credit  Okezone