Senin, 06 Juli 2015

Elon Musk Bentuk Tim Pencegah Dominasi Robot


Elon Musk Bentuk Tim Pencegah Dominasi Robot  
Elon Musk membentuk tim yang bertugas untuk mengendalikan robot (Cyberdyne)
 
Jakarta, CB -- Pemilik perusahaan perakitan wahana antariksa SpaceX, Elon Musk memang menyatakan bahwa dirinya khawatir akan perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di masa depan. Ia kini sudah menemukan solusi untuk mencegahnya.

Future of Life Institute (FLI) adalah lembaga yang didirikan pada 2014 silam oleh tim ahli kosmologi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan dewan penasihat yang beranggotakan Stephen Hawking, aktor Morgan Freeman, dan Musk sendiri.

Nah, Musk melalui FLI telah memberikan dana sebesar US$ 7 juta atau setara Rp 93 miliar untuk membentuk program riset internasional. Dana tersebut merupakan bagian dari sumbangan Musk pada Januari kemarin sebesar US$ 10 juta atau sekitar Rp 126 miliar untuk FLI.




FLI yang bersemayam di Boston, memiliki visi untuk mengkatalisasi dan mendukung inisiatif yang berkaitan dengan perlindungan kehidupan masa depan. Lembaga ini bertindak sebagai pengawas dalam penelitian pengembangan kecerdasan buatan yang dilakukan setiap perusahaan di dunia.

Dana Rp 93 miliar itu akan dihibahkan untuk sejumlah tim dari seluruh dunia yang bertugas memantau risiko dan peluang dari perkembangan AI yang terlalu berlebihan, bahkan dikhawatirkan bakal mengambil alih dominasi manusia.

"Ada semacam 'perlombaan' antara pertumbuhan kekuatan teknologi dan pertumbuhan kearifan manusia yang sedang kita kelola," ujar presiden FLI, Max Tegmark.

Tegmark melanjutkan, investasi tersebut digunakan untuk membuat sistem yang lebih cerdas.












Ada lebih dari 300 kelompok yang mendaftar dan mereka semua diberikan 37 proyek penelitian. Pemenangnya terdiri dari tim Carnegie-Mellon University, Standford University, dan pusat AI di universitas kawasan Oxford dan Cambridge, Inggris.

Banyak proyek penelitian mereka yang fokus pada sistem otak AI. Di antaranya berjudul "Understanding When a Deep Network is Going to be Wrong" hingga "How to Build Ethics Into Robust Artificial Intelligence".

Elon Musk dan FLI memiliki anggapan yang sama mengenai kecerdasan buatan. Mereka menilai jika teknologi ini tidak mendapat pengawasan dan dikembangkan secara berlebihan maka akan membahayakan kehidupan manusia.

"Perusahaan yang mengembangkan kecerdasan buatan telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan. Mereka mengenali bahaya ini, tetapi percaya bahwa mereka dapat membentuk dan mengontrol super intelijensi digital dan mencegah hal yang buruk dalam proses melahirkan diri kecerdasan buatan di internet. Itu masih harus diperhatikan," ujar Musk beberapa waktu lalu.




Credit  CNN Indonesia