Kepala
Badan Keamanan Laut RI (Bakamla) yang pertama, Laksdya Maritim Dr. Desi
Albert Mamahit, didamping Konsultan Komunikasi AM Putut Prabantoro,
dalam penjelasannya kepada para wartawan dalam Declare operasi penegakan
hukum di laut Indonesia, di Kantor Pusat Bakamla, Jakarta
CB, JAKARTA - Badan Keamanan Laut
RI (BAKAMLA) akan mengunjungi Ketapang, Kalimantan Barat sebagai titik
wilayah maritim yang penting, untuk dilihat terkait dengan Sumpah Palapa
yang diucapkan oleh Patih Majapahit, Gajahmada.
Dalam sumpah yang diucapkan pada tahun 1336, Gajahmada menyebut 10
kota maritim yang salah satunya adalah Ketapang yang dulu disebut
Tanjung Pura.
Demikian diungkapkan Kepala Bakamla RI, Laksdya Maritim Dr. Desi
Albert Mamahit kepada para wartawan, di Kantor Pusat Bakamla, Jakarta,
Rabu (27/5/2015).
Mamahit, yang dalam penjelasannya didampingi Konsultan Komunikasi AM
Putut Prabantoro, mengatakan bahwa kunjungan tersebut, ada kaitan erat
dengan sejarah maritim Indonesia.
Karena letaknya yang berhadapan dengan Laut China Selatan pada waktu
itu, Ketapang yang dulu disebut dengan Tanjung Pura, memiliki posisi
penting untuk ditinjau lagi.
Sumpah Palapa yang termuat dalam Kitab Pararaton diucapkan Gajah Mada
ketika dilantik sebagai Patih Amangkubhumi Kerajaan Majapahit pada
tahun 1336 Masehi (1258 Tahun Saka).
Sepuluh kota yang terdapat dalam Sumpah Palapa adalah Gurun (Pulau
Gorom, Seram Bagian Timur), Seran (Seram), Tanjung Pura (Ketapang), Haru
(Karo, Sumatera Utara), Pahang (Malaysia), Dompo (Sumbawa), Bali,
Sunda, Palembang (Sriwijaya) dan Tumasik (Singapura).
Bunyi lengkap Sumpah Palapa adalah, Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi
tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara
isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura,
ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,
samana isun amukti palapa". (Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak
ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan
Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun,
Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Kota-kota yang dimaksud dalam sumpah tersebut adalah Gurun adalah Pulau Gorom yang terletak di Seram bagian Timur.
Yang dimaksud dengan Seran adalah Seram, Tanjung Pura adalah
Ketapang-Kalimantan Barat, Haru adalah kerajaan Aru di Sumatera Utara
(Karo), Pahang tetap Pahang, Malaysia, Dompo atau Dompu adalah sebuah
daerah yang terletak di Sumbawa, Bali, Sunda (Kerajaan Sunda), Palembang
atau Sriwijaya dan Tumasik yang sekarang dikenal dengan nama
Singapura.(*)
Credit
TRIBUNNEWSBATAM.COM
Bakamla akan bangun tujuh zona maritim
Laksdya TNI Desi Albert Mamahit (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Tujuh zona maritim yang akan dibangun, yakni di Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Cilacap, Makassar, Balik Papan, Natuna, Sorong, dan
Marauke."
Jakarta (CB) - Badan Keamanan Laut (Bakamla) akan menambah
pangkalan atau zona maritim yang tersebar di wilayah perairan Indonesia
dengan membangun tujuh zona maritim guna mendukung sektor keamanan di
laut.
Kepala Bakamla, Laksamana Madya Maritim Desi Albert Mamahit kepada
wartawan di Kantor Bakamla, Jakarta, Rabu, mengatakan, saat ini Bakamla
sudah memiliki tiga zona maritim yang berada di Manado, Batam, dan
Ambon, namun pada awal tahun depan akan ditambahkan tujuh zona lagi.
"Tujuh zona maritim yang akan dibangun, yakni di Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Cilacap, Makassar, Balik Papan, Natuna, Sorong, dan
Marauke. Ini masih tentatif kita masih melakukan survei dan lokasi di
sejumlah wilayah lagi. Kita masih pertimbangkan lagi untuk lebih
pastinya. Di Sabang itu penting juga," katanya.
Namun, menurut dia untuk pengadaan pangkalan maritim pihaknya masih
terkendala masalah aset dan infrastruktur. Hal itu hingga saat ini
masih akan dipersiapkan dalam waktu dekat.
"Setiap pangkalan akan dipimpin oleh eselon dua atau setara bintang satu," ucapnya.
Menurut dia, setiap pangkalan maritim akan terdapat stasiun radar
jarak jauh dan satelit untuk menunjang operasi. Selain itu, akan juga
dilengkapi peralatan surveillance dan informasi dari satelit, yang bisa
memantau siapa saja yang memasuki perairan Indonesia.
Bakamla juga akan melakukan operasi Nusantara V dan Operasi Nusantara VI yang fokus di wilayah Tengah, Timur dan Barat.
"Operasi di wilayah barat, kita akan melakukan patroli di Natuna,
wilayah tengah di Laut Sulawesi, dan di wilayah timur di Laut Arafura.
Ini dilakukan untuk menjaga keamanan di laut dari aksi-aksi ilegal,
seperti pencurian ikan, people smugling, penyelundupan baranf,
penyelundupan bahan bakar dan lainnya," kata Albert Mamahit.
Tak hanya itu, Bakamla juga masuk dalam satuan tugas untuk membantu pengungsi Rohingya yang berada di Aceh.
Perkuat Alutsiskamla
Selain penambahan pangkalan maritim, lanjut
Mamahit, Bakamla juga bakal menambah sejumlah alat utama sistem keamanan
dan keselamatan laut (alutsiskamla) yang saat ini masih minim, yakni
hanya memiliki kapal patroli berukuran 48 meter.
"Pada akhir tahun ini, kami akan memesan tiga kapal patroli.
Bakamla juga akan dapat hibah dari TNI AL sebanyak 10 kapal. Kita juga
dijanjikan didukung dari Kepolisian, Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Mereka dukung
kehadiran bakamla dengan memberikan dua unit kapal patroli. Harapan
sampai lima tahun ke depan paling tidak Bakamla memiliki 30-40 kapal
patroli," paparnya.
Selain itu, sejak dua bulan lalu Bakamla sedang membangun kapal
berukuran 110 meter di Batam, yang berfungsi memantau wilayah laut
hingga wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut lepas.
"Kita perlukan kapal besar, untuk mendukungoperasional kita bisa
sampai ZEE dan laut bebas. Kapal itu bisa didarati helikopter. Sehingga
jangkauan pantauan semakin luas. Tentunya juga akan menyiapkan pesawat
tanpa awak dan pesawat intai amfibi yang bisa mendarat di laut yang
sedang di buat oleh Institut Teknologi Bandung," tutur Mamahit yang baru
dilantik sebagai Kepala Bakamla RI.
Selain penguatan alutsista, Bakamla juga akan memperkuat sumber
daya manusia, dengan merekrut para ahli teknologi dibidangnya untuk
menjaga wilayah perairan.
Untuk peningkatan SDM bakamla juga membangun Akademi Keamanan dan
Keselamatan Laut, yang sudah dimulai sejak tahun ini. "Pendaftaran mulai
bulan Juli 2015. Kuliah bulan September 2015. Sementara gedung kita
pinjam dari Akademi Angkatan Laut di Surabaya. Sambil secara bertahap
bangun area pendidikan kita sendiri," ujarnya.
Sehingga diharapkan muncul SDM yang berkualitas untuk menjaga
mengawal wilayah laut Nusantara, dimana saat ini Bakamla memiliki 500
personil.
"Dalam waktu lima tahun diharapkan bisa mencapai 2000 personil," tutupnya.
Credit
ANTARA News