Ilustrasi konflik Israel dan Palestina. (REUTERS/Mohamad Torokman)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Rumania
Viorica Dancila berjanji bahwa negaranya akan memindahkan kedutaan
besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Namun, hal itu mendapat penentangan dari dalam negerinya.
Dikutip dari AFP, pengumuman ini dilakukan sebelum konferensi tahunan Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC), sebuah lembaga lobi pro-Israel yang berpengaruh, sekaligus hari dimana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memulai kunjungan ke Washington untuk hadir dalam AIPAC dan bertemu Presiden AS Donald Trump.
Dikutip dari AFP, pengumuman ini dilakukan sebelum konferensi tahunan Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC), sebuah lembaga lobi pro-Israel yang berpengaruh, sekaligus hari dimana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memulai kunjungan ke Washington untuk hadir dalam AIPAC dan bertemu Presiden AS Donald Trump.
Netanyahu kemudian mencuit ucapan selamat kepada Dancila karena memberi tahu AIPAC "bahwa dia akan bertindak untuk menyelesaikan prosedur yang diperlukan untuk membuka kedutaan Rumania di Yerusalem."
Meskipun demikian, janji PM Rumania itu kemungkinan terhambat sejumlah hal. Misalnya, terkait kepemimpinan Rumania di Uni Eropa, yang masih mengakui bahwa Yerusalem sebagai wilayah pendudukan Israel.
Selain itu, Presiden Rumania Klaus Iohannis menentang tindakan Dancila itu sebagai pelanggaran hukum internasional. Dia mengatakan bahwa dalam kasus apa pun, perubahan semacam itu akan membutuhkan persetujuan presiden.
Namun, Dancila tak ambil pusing. "Saya, sebagai perdana menteri Rumania, dan pemerintah yang saya kelola, akan memindahkan kedutaan kami ke Yerusalem."
Sebelumnya, Netanyahu sendiri telah meminta mitranya dari Rumania itu untuk mengumumkan sikap itu pada Januari.
Selama kunjungannya ke Israel pada April 2018, Dancila mengaku tidak memiliki dukungan dari dalam negeri untuk melakukan tindakan tersebut.
Status Yerusalem adalah salah satu masalah paling sulit yang menghalangi perdamaian Israel-Palestina.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berpendapat bahwa masalah tersebut hanya dapat diselesaikan antara rakyat Israel dan Palestina, dan sebelum resolusi semacam itu tercapai, negara-negara tidak boleh memindahkan kedutaan besar mereka ke Yerusalem.
Namun, Presiden Trump memulai kontroversi dengan menyatakan akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Hal itu diikuti sejumlah negara dekatnya.
Credit cnnindonesia.com