Perdana Menteri Inggris, Theresa May. (REUTERS/Henry Nicholls)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Inggris, Theresa May, bakal memohon untuk mengulur keputusan pengunduran diri negara itu dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit).
Hal itu terjadi karena parlemen negara itu selalu tidak sepakat dan
menolak pengajuan usulan soal persyaratan Brexit dengan kesepakatan dari
pemerintah, yang saat ini memicu krisis politik.
Seperti dilansir The Guardian, Rabu (20/3), juru bicara May menyatakan pemerintah akan tetap berencana mengumumkan sikap soal Brexit pada 29 Maret mendatang. Jika lewat dari tenggat waktu, maka mereka akan beralasan perpanjangan keputusan terjadi karena persoalan teknis.
Seperti dilansir The Guardian, Rabu (20/3), juru bicara May menyatakan pemerintah akan tetap berencana mengumumkan sikap soal Brexit pada 29 Maret mendatang. Jika lewat dari tenggat waktu, maka mereka akan beralasan perpanjangan keputusan terjadi karena persoalan teknis.
May bakal menyurati Presiden Dewan Uni Eropa, Donald Tusk, untuk meminta
perpanjangan waktu soal keputusan Brexit. Hal itu harus dilakukan
sebelum para pemimpin Uni Eropa bertemu di Brussels, Belgia, pada Kamis
besok.
"Anda harus menunggu surat itu untuk mengetahui isinya," kata juru bicara May yang tidak disebutkan namanya.
Ketua Parlemen Inggris, John Bercow, menolak pengajuan Brexit dengan kesepakatan dan membuat negara itu masuk dalam krisis politik.
"Anda harus menunggu surat itu untuk mengetahui isinya," kata juru bicara May yang tidak disebutkan namanya.
Ketua Parlemen Inggris, John Bercow, menolak pengajuan Brexit dengan kesepakatan dan membuat negara itu masuk dalam krisis politik.
Sedangkan
di kabinet May, sikap para menteri juga terpecah antara yang mendukung
keputusan Brexit ditunda. Ada yang mengusulkan perpanjangan waktu itu
hanya tiga bulan dan yang lebih dari itu.
Juru runding Brexit dari Uni Eropa, Michel Bernier, meminta kejelasan sikap pemerintah Inggris. Dia mempertanyakan jika terjadi penundaan apakah nantinya Inggris dipastikan bakal langsung bersikap, atau malah terjerumus semakin dalam ke krisis politik.
Juru runding Brexit dari Uni Eropa, Michel Bernier, meminta kejelasan sikap pemerintah Inggris. Dia mempertanyakan jika terjadi penundaan apakah nantinya Inggris dipastikan bakal langsung bersikap, atau malah terjerumus semakin dalam ke krisis politik.
"Perdana menteri menyakini kesepakatan yang dia setujui dengan Uni Eropa sudah yang paling baik, dan dia akan terus berusaha mencari cara supaya parlemen meloloskan itu, supaya kita dapat meninggalkan Uni Eropa secepatnya," lanjut juru bicara May.
Credit cnnindonesia.com