TEL AVIV
- Militer Amerika Serikat (AS) mengerahkan sistem pertahanan rudal
canggih THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) ke Israel untuk
pertama kalinya. Pengerahan senjata pertahanan canggih itu dilakukan
sebagai bagian dari latihan militer bersama dan bertujuan untuk
menunjukkan komitmen berkelanjutan Washington untuk keamanan regional
Tel Aviv.
Pejabat pertahanan kedua negara pada hari Senin mengatakan sistem rudal canggih Amerika tersebut dikerahkan ke Israel pada awal Maret 2019. THAAD akan ditempatkan di selatan negara itu, bersama sekitar 200 personel militer Amerika.
"THAAD adalah sistem pertahanan udara dan rudal terintegrasi yang paling canggih di dunia, dan latihan kesiapan penempatan ini menunjukkan bahwa pasukan AS gesit dan dapat merespons dengan cepat dan tak terduga terhadap ancaman, di mana saja, kapan saja," kata Komando Eropa AS dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Selasa (5/3/2019).
Pejabat pertahanan kedua negara pada hari Senin mengatakan sistem rudal canggih Amerika tersebut dikerahkan ke Israel pada awal Maret 2019. THAAD akan ditempatkan di selatan negara itu, bersama sekitar 200 personel militer Amerika.
"THAAD adalah sistem pertahanan udara dan rudal terintegrasi yang paling canggih di dunia, dan latihan kesiapan penempatan ini menunjukkan bahwa pasukan AS gesit dan dapat merespons dengan cepat dan tak terduga terhadap ancaman, di mana saja, kapan saja," kata Komando Eropa AS dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Selasa (5/3/2019).
"Selama
penyebaran, anggota layanan kami akan bekerja di berbagai lokasi di
seluruh Israel dan akan mempraktikkan prosedur operasional untuk
menambah arsitektur pertahanan udara dan rudal Israel yang ada," lanjut
pernyataan tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik kedatangan sistem rudal THAAD sebagai tanda komitmen AS terhadap keamanan negara Yahudi tersebut.
"Sistem THAAD Amerika dianggap sebagai salah satu sistem paling canggih di dunia, dan bersama dengan sistem pertahanan kita, kita lebih kuat dalam menghadapi ancaman, dekat atau jauh, yang berasal dari semua area di Timur Tengah," katanya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik kedatangan sistem rudal THAAD sebagai tanda komitmen AS terhadap keamanan negara Yahudi tersebut.
"Sistem THAAD Amerika dianggap sebagai salah satu sistem paling canggih di dunia, dan bersama dengan sistem pertahanan kita, kita lebih kuat dalam menghadapi ancaman, dekat atau jauh, yang berasal dari semua area di Timur Tengah," katanya.
Langkah
ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran
atas kampanye pemboman Israel di Suriah. Ketegangan Tel Aviv dan musuh
bebuyutannya, Teheran, semakin memanas setelah Menteri Luar Negeri Iran
Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa dia tidak bisa mengesampingkan
kemungkinan perang antara kedua negara.
Sebuah rekaman video dari tempat kejadian menunjukkan peluncur THAAD dan kendaraan lain diturunkan dari pesawat transportasi militer di Pangkalan Udara Nevatim, serta personil militer AS diturunkan dari pesawat.
THAAD dirancang khusus untuk mencegat rudal balistik jarak pendek dan menengah selama fase terminal mereka—masuk kembali atau turun—dengan pendekatan serangan langsung.
Sebuah rekaman video dari tempat kejadian menunjukkan peluncur THAAD dan kendaraan lain diturunkan dari pesawat transportasi militer di Pangkalan Udara Nevatim, serta personil militer AS diturunkan dari pesawat.
THAAD dirancang khusus untuk mencegat rudal balistik jarak pendek dan menengah selama fase terminal mereka—masuk kembali atau turun—dengan pendekatan serangan langsung.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersikeras bahwa penyebaran sistem rudal canggih Amerika itu semata-mata bersifat defensif. "Dan tidak terkait dengan peristiwa spesifik saat ini," kata IDF mengacu pada ketegangan dengan Iran dan konflik Suriah.
Credit sindonews.com