WASHINGTON
- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton
mengatakan Presiden Donald Trump sangat kecewa jika diktator Korea Utara
(Korut) Kim Jong-un memutuskan untuk melakukan uji coba rudal baru.
Bolton mengatakan sejatinya sudah ada kemajuan yang dibuat oleh tawaran
Washington untuk Pyongyang.
Bolton tidak menyebut tes rudal apa yang direncanakan rezim Pyongyang. Dia justru menunjuk pembicaraan tingkat tinggi yang terjadi baru-baru ini di Vietnam antara Trump dan Kim Jong-un sebagai tanda kemajuan dalam mengurangi ketegangan dan memulihkan stabilitas di bagian wilayah Asia, meskipun pembicaraan itu mengalami kegagalan.
"Seperti yang dikatakan presiden, dia akan sangat kecewa jika Kim Jong-un melanjutkan dan melakukan sesuatu seperti itu," kata Bolton dalam program "This Week" ABC News, mengacu pada laporan tentang rencana rezim Pyongyang untuk menguji coba rudal barunya.
Bolton tidak menyebut tes rudal apa yang direncanakan rezim Pyongyang. Dia justru menunjuk pembicaraan tingkat tinggi yang terjadi baru-baru ini di Vietnam antara Trump dan Kim Jong-un sebagai tanda kemajuan dalam mengurangi ketegangan dan memulihkan stabilitas di bagian wilayah Asia, meskipun pembicaraan itu mengalami kegagalan.
"Seperti yang dikatakan presiden, dia akan sangat kecewa jika Kim Jong-un melanjutkan dan melakukan sesuatu seperti itu," kata Bolton dalam program "This Week" ABC News, mengacu pada laporan tentang rencana rezim Pyongyang untuk menguji coba rudal barunya.
Trump
selama ini terus membujuk Kim Jong-un dia harus melakukan denuklirisasi
lengkap. Laporan soal rencana rezim Kim Jong-un untuk menguji coba
rudal baru itu berasal dari citra satelit komersial yang mengatakan
Korea Utara sedang "bergerak" terkait aktivitas program rudalnya.
Bolton enggan membahas laporan citra satelit itu dengan mengatakan bahwa dia lebih suka untuk tidak membahasnya secara spesifik.
Namun, dia mengatakan bahwa pemerintah AS memantau Korea Utara terus-menerus. "Dan itu, tidak ada dalam permainan proliferasi yang mengejutkan saya lagi," ujarnya, yang dilansir Senin (11/3/2019).
Komentar Bolton muncul hanya beberapa hari setelah Trump sendiri mengatakan bahwa dia "sedikit kecewa" dengan laporan aktivitas baru di pusat penelitian rudal dan situs roket jarak jauh Korea Utara.
Bolton enggan membahas laporan citra satelit itu dengan mengatakan bahwa dia lebih suka untuk tidak membahasnya secara spesifik.
Namun, dia mengatakan bahwa pemerintah AS memantau Korea Utara terus-menerus. "Dan itu, tidak ada dalam permainan proliferasi yang mengejutkan saya lagi," ujarnya, yang dilansir Senin (11/3/2019).
Komentar Bolton muncul hanya beberapa hari setelah Trump sendiri mengatakan bahwa dia "sedikit kecewa" dengan laporan aktivitas baru di pusat penelitian rudal dan situs roket jarak jauh Korea Utara.
Militer
Korea Selatan mengatakan pihaknya secara hati-hati memonitor fasilitas
nuklir dan rudal Korea Utara setelah agen mata-mata negara itu
mengatakan kepada anggota parlemen bahwa aktivitas baru terdeteksi di
sebuah pusat penelitian di mana Korea Utara diyakini membangun rudal
jarak jauh yang menargetkan daratan AS.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Choi Hyun-soo mengatakan militer AS dan Korea Selatan berbagi data intelijen atas perkembangan di pusat penelitian rudal Korea Utara di Sanumdong di pinggiran Pyongyang, dan di lokasi roket jarak jauh yang terpisah. Dia tidak merinci apa perkembangan yang dimaksud tersebut.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Choi Hyun-soo mengatakan militer AS dan Korea Selatan berbagi data intelijen atas perkembangan di pusat penelitian rudal Korea Utara di Sanumdong di pinggiran Pyongyang, dan di lokasi roket jarak jauh yang terpisah. Dia tidak merinci apa perkembangan yang dimaksud tersebut.
Ditanya apakah dia kecewa dengan kegiatan baru Korea Utara, Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa dia "sedikit kecewa". Dia kemudian mengatakan bahwa waktu akan menentukan masa depan upaya AS untuk membuat pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerah dari ambisi program senjata nuklirnya ketika sanksi telah menghambat pertumbuhan ekonomi negara komunis tersebut.
"Kami akan memberi tahu Anda dalam waktu sekitar satu tahun," kata Trump kepada para wartawan.
Trump mengaku menyukai pembicaraan langsung dengan Kim Jong-un, tetapi tahap negosiasi berikutnya kemungkinan akan dilakukan di tingkat yang lebih rendah. Utusan Trump untuk Korea Utara, Steve Biegun, telah makan siang pada Rabu di Departemen Luar Negeri dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan.
Korea Selatan telah mengusulkan perundingan tiga arah semi-resmi dengan Amerika Serikat dan Korea Utara saat mereka berupaya mengembalikan diplomasi nuklir ke jalurnya.
Credit sindonews.com