Ilustrasi Kompleks Masjid Al Aqsa. (AFP PHOTO / THOMAS COEX)
Jakarta, CB -- Parlemen Yordania mendesak pemerintah mengusir duta besar Israel
di Amman. Hal itu sebagai respons atas kebijakan negara Zionis itu yang
menutup sebagian dan larangan beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa
dalam beberapa waktu terakhir.
"Parlemen merekomendasikan pemerintah untuk memanggil duta besar Yordania dari Israel dan mengusir dubes Israel dari Amman sebagai tanggapan atas agresi Israel yang sedang berlangsung di tempat-tempat suci di Yerusalem," bunyi laporan kantor berita resmi Yordania, Petra, Senin (18/3).
Parlemen Yordania juga mendesak pemerintah untuk mengangkat isu agresi Israel tersebut ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Parlemen Yordania juga meminta pemerintah mendorong DK PBB agar menghentikan pelanggaran Israel dan melindungi warga Palestina.
"Parlemen merekomendasikan pemerintah untuk memanggil duta besar Yordania dari Israel dan mengusir dubes Israel dari Amman sebagai tanggapan atas agresi Israel yang sedang berlangsung di tempat-tempat suci di Yerusalem," bunyi laporan kantor berita resmi Yordania, Petra, Senin (18/3).
Parlemen Yordania juga mendesak pemerintah untuk mengangkat isu agresi Israel tersebut ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Parlemen Yordania juga meminta pemerintah mendorong DK PBB agar menghentikan pelanggaran Israel dan melindungi warga Palestina.
Desakan itu muncul setelah pengadilan Israel secara sepihak
memerintahkan penutupan salah satu area ibadah di Masjid Al Aqsa yang
dikenal dengan Golden Gate atau Temple Mount bagi umat Yahudi.
Yordania mengecam larangan tersebut. Kementerian Luar Negeri Yordania menegaskan Israel akan memikul "tanggung jawab penuh dan konsekuensi berbahaya" dari keputusan tersebut, seperti dikutip AFP.
Layaknya Arab Saudi sebagai penjaga Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, Yordania merupakan penjaga Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Selain Mesir, Yordania merupakan satu-satunya negara Arab yang menjalin hubungan dan memiliki kesepakatan damai dengan Israel.
Namun, sebagian warga Yordania, yang lebih dari setengahnya berasal dari Palestina, menolak perjanjian damai dengan Israel tersebut.
Yordania mengecam larangan tersebut. Kementerian Luar Negeri Yordania menegaskan Israel akan memikul "tanggung jawab penuh dan konsekuensi berbahaya" dari keputusan tersebut, seperti dikutip AFP.
Layaknya Arab Saudi sebagai penjaga Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, Yordania merupakan penjaga Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Selain Mesir, Yordania merupakan satu-satunya negara Arab yang menjalin hubungan dan memiliki kesepakatan damai dengan Israel.
Namun, sebagian warga Yordania, yang lebih dari setengahnya berasal dari Palestina, menolak perjanjian damai dengan Israel tersebut.
Sementara itu, ketegangan di kompleks Masjid Al Aqsa, tempat suci bagi
umat Islam dan Yahudi, terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Sekelompok warga Palestina bahkan dilaporkan melempar bom molotov ke sebuah pos polisi Israel di kompleks suci tersebut pada pekan lalu.
Permasalahan bermula ketika pengelola Masjid Al Aqsa membuka kembali Golden Gate.
Area itu disegel oleh Israel sejak 2003 lalu. Akses ke Golden Gate ditutup oleh pengadilan Israel ketika intifada kedua meletus. Tel Aviv menduga aktivitas militan banyak terjadi di sana.
Sekelompok warga Palestina bahkan dilaporkan melempar bom molotov ke sebuah pos polisi Israel di kompleks suci tersebut pada pekan lalu.
Permasalahan bermula ketika pengelola Masjid Al Aqsa membuka kembali Golden Gate.
Area itu disegel oleh Israel sejak 2003 lalu. Akses ke Golden Gate ditutup oleh pengadilan Israel ketika intifada kedua meletus. Tel Aviv menduga aktivitas militan banyak terjadi di sana.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengutuk apa yang ia sebut sebagai
"eskalasi yang disulut oleh Israel" di kompleks Al Aqsa itu.
Credit cnnindonesia.com