Doha/Dubai (CB) - Penguasa Qatar membatalkan pidatonya
hari ini menyangkut pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi,
Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab, demi memberi ruang kepada Kuwait
untuk menengahi krisis diplomatik yang didera negara ini dengan
tetangga-tetangga Arabnya itu.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menyatakan Doha siap menerima uluran mediasi guna mengatasi krisis diplomatik yang dialaminya.
Penguasa Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani telah berbicara lewat telepon dengan Kuwait yang mempertahankan hubungan diplomatik dengan Qatar, dan memutuskan untuk membatalkan berpidato kepada publik, kata sang menteri luar negeri kepada stasiun televisi Aljazeera.
Qatar ingin memberi kesempatan kepada pemimpin Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber al-Sabah guna berkomunikasi dengan semua pihak terlibat krisis demi mencegah meluasnya konflik, kata Sheikh Mohammed.
Pemimpin Kuwait itu memegang peran penting dalam krisis politik serupa pada 2014. Sheikh Tamim menganggap pemimpin Kuwait ini orang tuanya. Sheikh Tamim membatalkan berpidato sampai ada gambaran yang jelas mengenai krisis itu.
Pemimpin Kuwait yang dikenal sebagai diplomat dan penengah untuk banyak sengketa di kawasan itu, tengah menjamu Sheikh Tamim pekan lalu sebelum krisis diplomatik itu pecah.
Krisis diplomatik ini lebih parah dari pada krisis sebelumnya pada 2014 ketika Saudi, Bahrain dan UEA menarik duta besarnya dari Doha setelah menuduh Qatar dengan tuduhan sama seperti sekarang, yakni mendukung kelompok militan.
Kali ini, tidak hanya Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab yang memutuskan diplomatik, karena Yaman, Libya dan Maladewa juga memutuskan cerai diplomatik dengan Qatar, demikian Reuters.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menyatakan Doha siap menerima uluran mediasi guna mengatasi krisis diplomatik yang dialaminya.
Penguasa Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani telah berbicara lewat telepon dengan Kuwait yang mempertahankan hubungan diplomatik dengan Qatar, dan memutuskan untuk membatalkan berpidato kepada publik, kata sang menteri luar negeri kepada stasiun televisi Aljazeera.
Qatar ingin memberi kesempatan kepada pemimpin Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber al-Sabah guna berkomunikasi dengan semua pihak terlibat krisis demi mencegah meluasnya konflik, kata Sheikh Mohammed.
Pemimpin Kuwait itu memegang peran penting dalam krisis politik serupa pada 2014. Sheikh Tamim menganggap pemimpin Kuwait ini orang tuanya. Sheikh Tamim membatalkan berpidato sampai ada gambaran yang jelas mengenai krisis itu.
Pemimpin Kuwait yang dikenal sebagai diplomat dan penengah untuk banyak sengketa di kawasan itu, tengah menjamu Sheikh Tamim pekan lalu sebelum krisis diplomatik itu pecah.
Krisis diplomatik ini lebih parah dari pada krisis sebelumnya pada 2014 ketika Saudi, Bahrain dan UEA menarik duta besarnya dari Doha setelah menuduh Qatar dengan tuduhan sama seperti sekarang, yakni mendukung kelompok militan.
Kali ini, tidak hanya Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab yang memutuskan diplomatik, karena Yaman, Libya dan Maladewa juga memutuskan cerai diplomatik dengan Qatar, demikian Reuters.
Credit antaranews.com
OKI minta Qatar hormati komitmen lawan terorisme
Jakarta (CB) - Organisasi Kerja sama Islam (OKI) meminta
Qatar untuk menghormati komitmennya dalam upaya bersama melawan
terorisme, menyusul keputusan beberapa negara Arab untuk memutuskan
hubungan diplomatik dengan Qatar karena dianggap mendukung kegiatan dan
kelompok teroris.
Hal itu disampaikan dalam keterangan pers dari Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja sama Islam (OKI), yang diterima di Jakarta, Selasa.
Sekretariat Jenderal OKI menyatakan telah mengikuti perkembangan terkini di kawasan Teluk, yaitu pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar oleh banyak negara anggota OKI menyusul informasi dan bukti tindakan bermusuhan yang berasal dari Qatar, kata pernyataan pers dari Sekretariat Jenderal OKI.
Sekretariat Jenderal OKI meminta Qatar untuk menghormati komitmen dan kesepakatan yang telah ditandatangani di dalam Dewan Kerja sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC), terutama yang berkaitan dengan menghentikan dukungan untuk kelompok dan kegiatan teroris.
Sekretariat Jenderal OKI menekankan perlunya semua negara anggota OKI, termasuk Qatar, untuk mematuhi prinsip-prinsip Piagam OKI, yang menyerukan untuk mematuhi kebijakan bertetangga yang baik, menghormati kedaulatan, independensi dan integritas teritorial, serta tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri dari masing-masing negara anggota.
Sebelumnya, beberapa negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Hal itu dimulai oleh Pemerintah Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir yang dalam sebuah pernyataan menyampaikan keputusan tersebut.
Pemutusan hubungan diplomatik itu disebabkan hubungan Qatar dengan Iran dan dukungan kedua negara itu terhadap kelompok-kelompok teroris yang dianggap bertujuan untuk mengacaukan wilayah Teluk.
Arab Saudi menuduh Qatar mendukung kelompok teroris yang didukung Iran, seperti kelompok Ikhwanul Muslimin, Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan Al-Qaeda.
Selanjutnya, keempat negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar menutup akses ke negara Teluk tersebut. Keempat negara tersebut juga akan menangguhkan perjalanan udara dan laut dari dan ke Qatar.
Selain itu, Arab Saudi juga akan menutup penyeberangan darat dengan negara tetangganya itu.
Terkait situasi politik di kawasan Timur Tengah itu, Pemerintah Indonesia menyatakan prihatin.
"Indonesia dengan prihatin mengikuti secara dekat perkembangan situasi di Timur Tengah saat ini," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir pada Senin (5/6).
Pemerintah Indonesia kembali menekankan agar semua negara menghormati prinsip hubungan internasional, seperti saling menghormati kedaulatan masing-masing negara dan tidak ikut campur urusan dalam negeri negara lain.
Selanjutnya, Pemerintah Indonesia mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama dalam memerangi terorisme dan radikalisme.
"Indonesia mengajak semua pihak untuk menyatukan langkah dalam memerangi terorisme dan berkontribusi dalam menjaga keamanan dan stabilitas kawasan dan global," ucap Arrmanatha.
Hal itu disampaikan dalam keterangan pers dari Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja sama Islam (OKI), yang diterima di Jakarta, Selasa.
Sekretariat Jenderal OKI menyatakan telah mengikuti perkembangan terkini di kawasan Teluk, yaitu pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar oleh banyak negara anggota OKI menyusul informasi dan bukti tindakan bermusuhan yang berasal dari Qatar, kata pernyataan pers dari Sekretariat Jenderal OKI.
Sekretariat Jenderal OKI meminta Qatar untuk menghormati komitmen dan kesepakatan yang telah ditandatangani di dalam Dewan Kerja sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC), terutama yang berkaitan dengan menghentikan dukungan untuk kelompok dan kegiatan teroris.
Sekretariat Jenderal OKI menekankan perlunya semua negara anggota OKI, termasuk Qatar, untuk mematuhi prinsip-prinsip Piagam OKI, yang menyerukan untuk mematuhi kebijakan bertetangga yang baik, menghormati kedaulatan, independensi dan integritas teritorial, serta tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri dari masing-masing negara anggota.
Sebelumnya, beberapa negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Hal itu dimulai oleh Pemerintah Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir yang dalam sebuah pernyataan menyampaikan keputusan tersebut.
Pemutusan hubungan diplomatik itu disebabkan hubungan Qatar dengan Iran dan dukungan kedua negara itu terhadap kelompok-kelompok teroris yang dianggap bertujuan untuk mengacaukan wilayah Teluk.
Arab Saudi menuduh Qatar mendukung kelompok teroris yang didukung Iran, seperti kelompok Ikhwanul Muslimin, Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan Al-Qaeda.
Selanjutnya, keempat negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar menutup akses ke negara Teluk tersebut. Keempat negara tersebut juga akan menangguhkan perjalanan udara dan laut dari dan ke Qatar.
Selain itu, Arab Saudi juga akan menutup penyeberangan darat dengan negara tetangganya itu.
Terkait situasi politik di kawasan Timur Tengah itu, Pemerintah Indonesia menyatakan prihatin.
"Indonesia dengan prihatin mengikuti secara dekat perkembangan situasi di Timur Tengah saat ini," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir pada Senin (5/6).
Pemerintah Indonesia kembali menekankan agar semua negara menghormati prinsip hubungan internasional, seperti saling menghormati kedaulatan masing-masing negara dan tidak ikut campur urusan dalam negeri negara lain.
Selanjutnya, Pemerintah Indonesia mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama dalam memerangi terorisme dan radikalisme.
"Indonesia mengajak semua pihak untuk menyatukan langkah dalam memerangi terorisme dan berkontribusi dalam menjaga keamanan dan stabilitas kawasan dan global," ucap Arrmanatha.
Credit antaranews.com
UEA minta jaminan sebelum perbaiki hubungan dengan Qatar
Abu Dhabi (CB) - Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan pada
Selasa bahwa Qatar perlu menyediakan sebuah "peta jalan yang terjamin"
sebelum mempertimbangkan untuk memperbaiki hubungan.
Bersama negara tetangga Arab Saudi dan sekutu terdekatnya, UEA memutuskan hubungan dengan Qatar pada Senin, membatalkan semua penerbangan dan memberi para warga Qatar 14 hari untuk meninggalkan negara-negara itu, dalam krisis diplomatik terbesar yang melanda kawasan tersebut selama bertahun-tahun.
"Kami membutuhkan sebuah peta jalan yang terjamin untuk membangun kembali kepercayaan diri setelah perjanjian kami dipatahkan," ungkap menteri luar negeri UEA Anwar Gargash melalui Twitter.
Gargash menuduh Doha beralih ke "uang dan media dan keberpihakan dan ekstremisme" melalui rangkaian unggahan Twitter pada Selasa dini hari.
Qatar membantah seluruh tuduhan itu.
Bahrain, Mesir, Yaman dan Maladewa juga termasuk di antara pemerintah yang memutuskan hubungan dengan Qatar, demikian AFP.
Bersama negara tetangga Arab Saudi dan sekutu terdekatnya, UEA memutuskan hubungan dengan Qatar pada Senin, membatalkan semua penerbangan dan memberi para warga Qatar 14 hari untuk meninggalkan negara-negara itu, dalam krisis diplomatik terbesar yang melanda kawasan tersebut selama bertahun-tahun.
"Kami membutuhkan sebuah peta jalan yang terjamin untuk membangun kembali kepercayaan diri setelah perjanjian kami dipatahkan," ungkap menteri luar negeri UEA Anwar Gargash melalui Twitter.
Gargash menuduh Doha beralih ke "uang dan media dan keberpihakan dan ekstremisme" melalui rangkaian unggahan Twitter pada Selasa dini hari.
Qatar membantah seluruh tuduhan itu.
Bahrain, Mesir, Yaman dan Maladewa juga termasuk di antara pemerintah yang memutuskan hubungan dengan Qatar, demikian AFP.
Credit antaranews.com
Qatar menahan diri, Saudi cs perluas sanksi
Qatar meyakini perbedaan-perbedaan antara negara-negara bersaudara semacam ini harus diselesaikan lewat negosiasi
Doha/Dubai (CB) - Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh
Mohammed bin Abdulrahman al-Thani berkata kepada saluran televisi
Aljazeera bahwa pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi, Mesir,
Bahrain dan Uni Emirat Arab telah berdampak kepada rakyat Qatar dan
merusak tali silaturahmi di kawasan Arab Teluk, namun Qatar tidak akan
mengambil langkah balasan.
Dia mengatakan Qatar "meyakini perbedaan-perbedaan antara negara-negara bersaudara semacam ini harus diselesaikan lewat negosiasi". Dia juga menyatakan krisis diplomatik ini ditengahi dengan mempromosikan tukar menukar pandangan dan mempersempit perbedaaan, sembari saling menghormati pandangan satu sama lain.
Sebaliknya empat negara Arab tetangga Qatar yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar malah memperluas langkahnya dengan masuk ke ranah ekonomi dan non politik.
Saudi, UEA dan Bahrain mengeluarkan larangan kepada warga negara mereka untuk tidak bepergian ke Qatar, bahkan untuk lewat sekalipun.
Ketiga negara memberi tenggat waktu 14 hari kepada warga negaranya guna meninggalkan Qatar, sebaliknya warga Qatar yang berada di tiga negara itu untuk angkat kaki dengan tenggat waktu sama 15 hari.
Sementara itu beberapa bank di Teluk sudah mulai menghentikan kesepakatan bisnisnya dengan Qatar. Beberapa bank komersial Saudi dan UEA bahkan membekukan bisnis dengan bank-bank Qatar.
Krisis diplomatik ini lebih parah dari pada krisis sebelumnya pada 2014 ketika Saudi, Bahrain dan UEA menarik duta besarnya dari Doha setelah menuduh Qatar dengan tuduhan sama seperti sekarang, yakni mendukung kelompok militan.
Kali ini, tidak hanya Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab yang memutuskan diplomatik, karena Yaman, Libya dan Maladewa juga memutuskan cerai diplomatik dengan Qatar, demikian Reuters.
Dia mengatakan Qatar "meyakini perbedaan-perbedaan antara negara-negara bersaudara semacam ini harus diselesaikan lewat negosiasi". Dia juga menyatakan krisis diplomatik ini ditengahi dengan mempromosikan tukar menukar pandangan dan mempersempit perbedaaan, sembari saling menghormati pandangan satu sama lain.
Sebaliknya empat negara Arab tetangga Qatar yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar malah memperluas langkahnya dengan masuk ke ranah ekonomi dan non politik.
Saudi, UEA dan Bahrain mengeluarkan larangan kepada warga negara mereka untuk tidak bepergian ke Qatar, bahkan untuk lewat sekalipun.
Ketiga negara memberi tenggat waktu 14 hari kepada warga negaranya guna meninggalkan Qatar, sebaliknya warga Qatar yang berada di tiga negara itu untuk angkat kaki dengan tenggat waktu sama 15 hari.
Sementara itu beberapa bank di Teluk sudah mulai menghentikan kesepakatan bisnisnya dengan Qatar. Beberapa bank komersial Saudi dan UEA bahkan membekukan bisnis dengan bank-bank Qatar.
Krisis diplomatik ini lebih parah dari pada krisis sebelumnya pada 2014 ketika Saudi, Bahrain dan UEA menarik duta besarnya dari Doha setelah menuduh Qatar dengan tuduhan sama seperti sekarang, yakni mendukung kelompok militan.
Kali ini, tidak hanya Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab yang memutuskan diplomatik, karena Yaman, Libya dan Maladewa juga memutuskan cerai diplomatik dengan Qatar, demikian Reuters.
Credit antaranews.com