Sejak naik takhta pada 30 Juni lalu,
Duterte terus mencari alternatif sumber pasokan senjata bagi negaranya
yang selama ini bergantung pada Amerika Serikat sebagai sekutu lamanya.
(Reuters/Erik De Castro)
"China mendesak saya atas pembelian senjata itu, yang memang sudah ada. Saya akan menerimanya. Mereka mendesak," ujar Duterte ketika berbicara di hadapan para tentara, sebagaimana dikutip Inquirer, Minggu (11/12).
Duterte mengatakan bahwa ia sudah meminta Menteri Pertahanan, Delfin Lorenzana, untuk mengirim pejabat militer ke China guna menerima senjata pesanan tersebut.
Sejak naik takhta pada 30 Juni lalu, Duterte terus mencari alternatif sumber pasokan senjata bagi negaranya yang selama ini bergantung pada Amerika Serikat sebagai sekutu lamanya.
Hubungan antara kedua negara memanas setelah Presiden AS, Barack Obama, mengkritik kampanye anti-narkoba yang dicanangkan oleh Duterte.
Duterte beberapa kali menyebut bahwa Filipina tak membutuhkan AS. Ia pun mempertimbangkan untuk membeli senjata dari China dan Rusia.
Sebelumnya, Menhan Lorenzana juga mengatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan membeli senapan dari Rusia untuk penembak jitu Filipina.
"Jika senapan mereka sehebat yang mereka klaim, kami mungkin mempertimbangkan untuk membeli. Tentara dan marinir akan melakukan uji coba untuk menentukan seberapa banyak yang mereka butuhkan," katanya.
Lorenzana bertandang ke Rusia pada pekan lalu atas perintah Duterte untuk bertemu dengan para pejabat pertahanan setempat.
Ini adalah kali pertama kunjungan pejabat pertahanan Filipina ke Rusia meskipun hubungan diplomatik kedua negara sudah terjalin sejak 1976.
Credit CNN Indonesia