Iran dinilai berkukuh agar warga yang
terkepung dalam dua desa yakni al-Foua dan Kefyra dapat pergi dahulu,
sebelum evakuasi di Aleppo dilakukan. (REUTERS/Suhaib Salem)
Munir al Sayal, Kepala Sayap Politik Ahrar al Sham, menyatakan Iran berkukuh agar warga yang terkepung dalam dua desa yakni al-Foua dan Kefyra dapat pergi dahulu, sebelum evakuasi di Aleppo dilakukan. Ahrar al Sham adalah salah satu kelompok pemberontak.
Operasi untuk memindahkan warga sipil sendiri dari kawasan di Aleppo ditangguhkan pada Jumat. Hal itu terjadi karena milisi pro-pemerintah menuntut agar orang-orang yang terluka dari dua desa itu pun dikeluarkan.
Sayal juga menyatakan bahwa saat Rusia menegaskan sebagian besar warga sipil sudah dievakuasi dari Aleppo, justru menunjukkan negara itu berusaha mengingkari kesepakatan.
Dia mengungkapkan ribuan orang yang kelaparan dan kedinginan perlu dievakuasi segera.
Pada pekan ini, sekitar 800 orang turun ke jalan di ibu kota Turki, Ankara, untuk memprotes keterlibatan Rusia dan Iran dalam pengepungan kelompok pemberontak di Aleppo Timur, Suriah.
Demonstrasi ini diluncurkan seiring dengan proses evakuasi ribuan warga sipil dan pemberontak Aleppo keluar dari wilayah yang sebelumnya mereka kuasai.
Sebelumnya, terdapat kesepakatan gencatan senjata dan evakuasi di Aleppo dinegosiasikan oleh Rusia, yang mendukung rezim Presiden Bashar Al-Assad, dan Turki, yang mendukung kelompok pemberontak.
Di bawah kesepakatan yang tercapai pekan ini, warga dan pemberontak yang dievakuasi dari Aleppo Timur akan dibawa ke benteng kubu oposisi di Provinsi Idlib, sebelah barat laut Suriah.
Credit CNN Indonesia