Kami puas atas implementasi kesepakatan itu dan berharap proses ini akan terus berlanjut."Dubai (CB) - Iran menunjukkan komitmennya untuk menyepakati persetujuan program nuklir bersama kekuatan dunia, demikian kata pengawas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Minggu, menyusul kekecewaan Teheran atas apa yang disebut pelanggaran kesepakatan Amerika Serikat (AS).
Gedung Putih, pada Kamis lalu (15/12) menyatakan bahwa rancangan undang-undang AS mengenai perpanjangan sanksi terhadap Iran selama 10 tahun akan disahkan tanpa tanda tangan Presiden Barack Obama.
Pihak AS juga menambahkan bahwa hal itu tidak akan berdampak terhadap keseluruhan implementasi kesepakatan nuklir.
"Kami puas atas implementasi kesepakatan itu dan berharap proses ini akan terus berlanjut," kata Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano yang dikutip sejumlah wartawan di Teheran sebagaimana dilaporkan Kantor Berita IRNA.
Ia menimpali, "Sejauh ini Iran berkomitmen dengan kesepakatan ini dan hal ini penting."
Amano memberikan pernyataan setelah bertemua dengan Menteri Energi Iran, Ali Akbar Salehi.
Berdasarkan kesepakatan 2015, Iran membatasi nuklirnya yang memicu kegiatan produksi sebagai upaya perbaikan ekonomi.
Dalam menanggapi perubahan sanksi AS tersebut, Iran pada Selasa (13/12) memerintahkan para ilmuwannya untuk mengembangkan sistem kapal laut bertenaga nuklir.
Tindakan tersebut diperkirakan dapat memperburuk ketegangan dengan Washington yang sudah diperparah dengan persetujuan Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan membatalkan perjanjian nuklir dengan Iran, yang sudah diprakarsai Presiden Barrack Obama.
Iran pada Sabtu (17/12) juga sudah meminta bertemu komisi yang meliputi perwakilan penandatangan kesepakatan tersebut agar mengawasi implementasi kesepakatan nuklirnya.
"Di dalam pertemuan itu, kami menyampaikan beberapa keluhan dan mengklarifikasi beberapa persoalan," kata Salehi yang dikutip oleh kantor berita Tasnim.
Ia menambahkan, "Sebagaimana berulang kali kami katakan, kami tidak akan melanggar kesepakatan, kecuali kalau pihak lain melakukannya."
Credit ANTARA News