Selasa, 13 Desember 2016

Bill English Dinobatkan Jadi Perdana Menteri Selandia Baru


 
Bill English Dinobatkan Jadi Perdana Menteri Selandia Baru English memastikan bahwa pandangan keagamaannya tidak akan memengaruhi caranya memimpin. (AFP Photo/Marty Melville)
 
 
Jakarta, CB -- Sepekan setelah John Key mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Selandia Baru, Bill English resmi mengambil alih jabatan tersebut pada Senin (12/12).

English dipilih sebagai PM Selandia Baru dalam rapat khusus kaukus Partai Nasional, tempat Key bernaung.

"Saya sangat bersemangat sekaligus merasa terhormat dengan kesempatan ini," ujar English setelah menghadiri rapat tersebut, sebagaimana dikutip Reuters.

Meskipun belum diambil sumpahnya, English sudah mengumumkan beberapa orang yang akan mengisi kabinetnya.

Ia menunjuk Menteri Perumahan Sosial, Paula Bennett. English juga mendelegasikan tugasnya sebelumnya sebagai Menteri Keuangan Selandia Baru kepada Menteri Pembangunan Ekonomi, Steven Joyce.

Tak lama setelah rapat itu berlangsung, sejumlah wartawan langsung bertanya kepada English mengenai pengaruh keagamaan dalam gaya kepemimpinannya kelak.

English dikenal sebagai seorang Katolik konservatif. Sebelumnya, ia pernah secara terbuka menentang pernikahan sesama jenis, aborsi, dan euthanasia.

Kini, ia mengaku masih menjadi seorang Katolik yang aktif. Namun, dengan nada berkelakar English mengatakan, keagamaannya tidak dapat menjamin kesempurnaan.

"Itu memengaruhi cara saya memberikan penilaian, membentuk kesadaran saya. Saya menyadari bahwa orang lain juga memiliki kepercayaan berbeda. Itu (keagamaan) tidak akan memengaruhi kepemimpinan saya," ucap English seperti dilansir Radio NZ.

Terlepas dari sejumlah kontroversi, English memang sudah digadang-gadang menjadi calon terkuat untuk mengisi kekosongan kursi PM yang ditinggal oleh Key pekan lalu. Ia bahkan mendapat dukungan langsung dari Key.

English dianggap telah memberikan perkembangan yang relatif positif bagi perekonomian Selandia Baru, ketimbang negara maju lain dalam situasi global saat ini.


Credit  CNN Indonesia